Koin bertanda dengan pukulan(punch), juga dikenal sebagai koin Aahat' adalah jenis koin awal India, yang berasal dari sekitar abad ke-6 SM dan ke-2 SM, dan bentuknya tidak beraturan.
Koin bertanda dengan pukulan (punch) adalah jenis koin awal India, yang berasal dari sekitar abad ke-6 dan ke-2 SM.
Studi tentang kronologi relatif dari koin-koin ini telah berhasil menetapkan bahwa koin pertama yang bertanda pukulan pada awalnya hanya memiliki satu atau dua pukulan, dengan jumlah pukulan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.
Koin pertama di India mungkin telah dicetak sekitar abad ke-6 SM [ rujukan? ] Oleh Mahajanapada dari Dataran Indo-Gangga.
Mereka diproduksi pada pertengahan abad ke-4 SM, tak lama sebelum invasi Alexander Agung pada abad ke-4 SM.
Menurut Joe Cribb, koin bertanda dari India berasal dari pertengahan abad ke-4 SM atau sedikit lebih awal, dan sebenarnya dimulai dengan koin bertanda dengan pukulan (punch) dari Achaemenids di daerah Kabul/ Gandhara.
Usulan abad ke-19 yang menyarankan asal mula sejak 1000 SM, terlepas dari pengenalan koin di Asia Kecil , "tidak lagi diberi kepercayaan".
Koin pada periode ini adalah koin berlubang yang disebut Purana, Karshapana atau Pana.
Beberapa koin ini memiliki sebuah simbol, misalnya, Saurashtra yang memiliki banteng bungkuk, dan atau Dakshin Panchala yang memiliki Swastika. Sedangkan yang lain, seperti Magadha, memiliki beberapa simbol.
Koin-koin ini terbuat dari perak dengan berat standar tetapi dengan bentuk yang tidak beraturan. hal ini diperoleh dengan memotong batang perak dan kemudian membuat bobot yang benar dengan memotong tepi koin.
Nama koin-koin ini disebutkan dalam cerita Manu, Panini, dan Buddha Jataka, yang berlangsung tiga abad lebih lama di selatan daripada di utara (600SM-300M).
Setelah itu ketika era Surashtra. Pada era ini, Koin awal (400SM-100M) terbuat dari perak dan tembaga, dan di atasnya terdapat simbol hewan dan tumbuhan.
Gambar Koin tanda pukulan diatas berasal dari Dinasti Nanda di Magadha. Lima lambang pada koin ini adalah: lambang matahari, lambang enam tangan (Magadha), banteng di puncak bukit, Indradhvaja diapit empat taurin, gajah. Ada juga tanda balasan tidak resmi di baliknya.
Setelah periode Maurya(322-185SM), koin berlubang terus dikeluarkan dalam jumlah besar.
Demikian pula, uang logam Kerajaan Maurya(322-185SM) diantaranya adalah mata uang Magadha dengan tanda berlubang. Setiap koin berisi rata-rata 50–54 butir perak tergantung pada keausan dan berat 32 rattis, dan koin-koin sebelumnya lebih datar daripada koin-koin berikutnya.
Pukulan pada koin ini dihitung hingga 450 jenis berbeda dengan simbol matahari dan enam lengan yang paling umum, dan berbagai bentuk pola geometris, lingkaran, roda, sosok manusia, berbagai binatang, busur dan panah, bukit dan pohon, dll.
Mata uang ini terus beredar di Utara sampai kira-kira awal abad pertama Masehi, tetapi bertahan tiga abad lebih lama di Selatan, yaitu sampai sekitar 300 M.
Di Utara, setelah jatuhnya Kekaisaran Maurya(322-185SM) dan meningkatnya pengaruh Greco-Bactrians dan Indo-Yunani, koin bertanda punch diganti dengan koin die-hit, seperti yang terlihat dalam koin Gandhara pasca-Maurya.
---------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar