Raja Purnawarman (395-434 M); Kerajaan Tarumanegara (450–700M)

Purnawarman (Purnavarmman) adalah raja besar kerajaan Tarumanagara yang tertera pada beberapa prasasti, abad V dan menjadi raja ke-3 yang memerintah sekitar tahun 317-356Syaka (395-434 Masehi), yang dapat menguasai wilayah Jawa Barat.(1)
Keberadaan Raja Purnawarman yang mengidentifikasikan dirinya dengan Dewa Wisnu, terdapat pada Prasasti Ciaruteun atau Ciampea, Prasasti Jambu, Prasasti Tugu dan Prasasti Cidanghiang.
Purnawarman putra Raja Dharmayawarman, putra Jayasingawarman, yang merupakan pendiri kerajaan Tarumanagara, dan menantu Sang Prabu Dewawarman VIII, raja terakhir kerajaan Salakanagara(sekitar 130-362M), yang beribu kota di Rajatapura, Pandeglang sekarang. Dinasti Warman ini merupakan penerus Kerajaan Salakanagara.(2)
Purnawarman dilahirkan tanggal 8 bagian gelap bulan Palguna tahun 294 Syaka (16 Maret 372 Masehi), dan wafat pada tanggal 15 bagian terang bulan Posya tahun 356 Syaka (24 November 434 Masehi) dalam usia 62 tahun. Dia dipusarakan di tepi Citarum, sehingga mendapat sebutan 'Sang Lumah Ing Tarumanadi'(yang dipusarakan di Citarum).(3)
Dari data prasasti dan beberapa catatan yang ada, Raja Purnawarman sangat memperhatikan kesejahteraan rakyatnya, terutama dibidang pertanian. Kegiatan yang paling utama adalah perbaikan irigasi, diantaranya:(4)
  • Kali Gangga; Untuk kesejahteraan hidup rakyatnya, dia sangat memperhatikan pemeliharaan aliran sungai. Tahun 410 Masehi, ia memperbaiki alur dan nyusuk (membendung) kali Gangga/ Gangganadi atau Setu Gangga di daerah Cirebon, yang waktu itu termasuk kawasan kerajaan Indraprahasta, didirikan oleh Maharesi Santanu(363-723M). Sungai yang bagian hilirnya, disebut Cisuba ini, mulai diperbaiki (diperdalam) dan diper_indah tanggulnya, pada tanggal 12 bagian gelap bulan Margasira dan selesai pada tanggal 15 bagian terang bulan Posya tahun 332 Syaka. Sebagai tanda penyelesaian karyanya, dia mengadakan upacara dengan pemberian hadiah harta (sangaskararthadaksina) kepada para Brahmana dan semua pihak yang ikut serta menggarap pekerjaan itu sampai selesai. Hadiah ini berupa: sapi 500 ekor, pakaian, kuda 20 ekor, gajah seekor, yang diberikan kepada raja Indraprahasta, serta jamuan makanan dan minuman yang lezat. Ribuan orang laki-laki dan perempuan, dari desa sekitarnya, ikut serta berkarya bakti di situ dan mereka semua, mendapat hadiah dari Sang Purnawarman.
  • Kali Cupu; Dua tahun kemudian, Purnawarman, memperbaiki dan memperindah alur kali Cupu yang terletak di kawasan kerajaan Cupunagara, dan mengalir sampai di istana kerajaan. Pengerjaan, dimulai tanggal 4 bagian terang bulan Srawana (sekitar Juli/Agustus) sampai tanggal 13 bagian gelap bulan Srawana(14 hari) tahun 334 Syaka (412 Masehi). Hadiah yang dianugerahkan Purnawarman pada upacara, ialah: sapi 400 ekor, pakaian, dan makanan lezat. Setiap orang yang ikut serta mengerjakan saluran ini, mendapat hadiah dari raja. Baik di tepi kali Gangga di Indraprahasta maupun di tepi kali Cupu, Sang Maharaja Purnawarman membuat prasasti, yang ditulis pada batu, sebagai ciri telah selesainya pekerjaan itu dengan kata-kata berbunga(sarwa bhasana). Mengenai kebesaran dan sifat sifatnya, yang diibaratkan Dewa Wisnu, melindungi segenap mahluk di bumi dan di akhir kelak. Prasasti itu, ditandai dengan telapak kaki. Para petani dan para pedagang merasa senang hatinya, yang biasa membawa perahu, dari muara ke desa-desa di sepanjang tepian sungai.
  • Cimanuk atau Kali Manukrawa/Sarasah; Pada tanggal 11 bagian gelap bulan Kartika (sekitar Oktober/November) sampai tanggal 14 bagian terang bulan Margasira (sekitar Desember/Januari) tahun 335 Syaka (413 Masehi), Purnawarman, memperindah dan memperbaiki alur kali Sarasah atau kali Manukrawa. Waktu dilangsungkan upacara, Purnawarman sedang sakit, sehingga terpaksa ia mengutus Mahamantri Cakrawarman untuk mewakilinya. Sang Mahamantri, disertai beberapa orang Menteri Kerajaan, Panglima Angkatan Laut, Sang Tanda, Sang Juru, Sang Adhyaksa, beserta pengiring lengkap, datang di ternpat upacara dengan menaiki perahu besar. Hadiah yang dianugerahkan adalah: sapi 400 ekor, kerbau (mahisa) 80 ekor, pakaian bagi para Brahmana, kuda 10 ekor, sebuah bendera Tarumaragara, sebuah patung Wisnu, dan bahan makanan. Setiap orang, yang ikut serta dalam pekerjaan ini, memperoleh hadiah dari Sang Maharaja Purnawarman. Para petani menjadi senang hatinya, karena ladang milik mereka menjadi subur tanahnya, dengan mendapat pengairan (kaunuayan) dari sungai tersebut. Dengan demikian, tidak akan menderita kekeringan dalam musim kemarau.
  • Kali Gomati dan Kali Candrabaga; Kemudian, Purnawarman, memperbaiki, memperindah serta memperbaiki alur kali Gomati dan Candrabaga. Ada pun kali Candrabaga, beberapa puluh tahun sebelumnya telah diperbaiki, diperindah serta diperkuat alurnya oleh Sang Rajadirajaguru, kakek Sang Purnawarman. Jadi, Sang Maharaja Purnawarman, mengerjakan hal itu untuk kedua kalinya. Pengerjaan kali Gomati dan Candrabaga ini, berlangsung sejak tanggal 8 bagian gelap bulan Palguna, sampai tanggal 13 bagian terang bulan Caitra tahun 339 Syaka (417 Masehi). Ribuan penduduk, laki laki dan perempuan, dari desa-desa sekitarnya, berkarya bakti siang malam, dengan membawa berbagai perkakas. Mereka itu, berjajar memanjang di tepi sungai, sambung menyambung tidak terputus, tanpa saling mengganggu pekerjaan masing-masing. Selanjutnya, Sang Purnawarman mengadakan Upacara dan memberi hadiah harta, kepada para Brahmana. Perinciannya: sapi (ghoh) 1.000 ekor, pakaian serta makanan lezat. Sedangkan para pemuka dari daerah, ada yang diberi hadiah kerbau (mahisa), ada yang diberi hadiah perhiasan emas dan perak, ada yang diberi hadiah kuda dan bermacam macam hadiah lainnya lagi. Di situ, Sang Maharaja, membuat prasasti yang ditulis pada batu.
-------------------------------------------------
oleh: Bhre Polo
referensi:

Komentar