Karakoa adalah kapal perang bercadik besar dari Filipina. Mereka digunakan oleh orang Filipina asli, tertutama orang Kampangan dan Bisaya, selama penyerangan laut musiman.
Karakoa berbeda dari perahu tradisional Filipina lainnya karena mereka memiliki panggung untuk membawa tentara dan untuk bertarung di laut.
Selama masa damai, mereka juga digunakan sebagai kapal dagang. Karakoa besar, yang bisa membawa ratusan pendayung dan petarung, dikenal sebagai joanga (juga dieja juanga) oleh orang Spanyol.
Pada akhir abad ke-16, Spanyol mengecam pembuatan kapal karakoa dan penggunaannya. Ini kemudian menyebabkan larangan total terhadap kapal dan tradisi yang berhubungan padanya.
Dalam beberapa tahun terakhir, revitalisasi pembangunan kapal karakoa dan penggunaannya didorong oleh beberapa sarjana dari Pampanga.
Karakoa mirip bentuknya dan kadang-kadang tertukar dengan balangay, tetapi dapat dibedakan karena mereka memiliki geladak terangkat (burulan) di tengah kapal dan di cadiknya. Mereka juga memiliki haluan dan buritan tajam, memberikan kapal tersebut bentuk bulan sabit yang khas. Desain mereka juga lebih ramping dan lebih cepat daripada balangay, meskipun karakoa biasanya jauh lebih besar.
Seperti balangay, mereka dapat digunakan untuk perdagangan dan perang. Penggunaan utama mereka, adalah sebagai kapal perang dan angkutan pasukan selama penyerangan musiman tradisional (mangayaw) atau pembajakan (terutama terhadap kapal dagang Eropa). Mereka diperkirakan memiliki kecepatan hingga 12-15 knot (22,4-27,8 km/jam).
Pendeta Spanyol Francisco Combés menggambarkan karakoa dengan sangat terperinci pada tahun 1667 Masehi. Ia juga terkesan dengan kecepatan dan bentuk kapal-kapal itu, ia berkata:
"Kepedulian dan perhatian itu, yang mengatur pembangunan kapal mereka, menyebabkan kapal-kapal mereka berlayar seperti burung, sementara kapal kami berlayar seperti timah dalam hal ini."
— Francisco Combés, Historia de las islas de Mindanao, Iolo y sus adyacentes (1667 Masehi).
Seperti perahu cadik lainnya, karakoa memiliki sarat air yang sangat dangkal, memungkinkan mereka untuk bernavigasi hingga ke garis pantai.
Lambungnya panjang dan sempit dan terbuat dari bahan yang ringan. Seluruh kapal dapat diseret ke darat saat tidak digunakan atau untuk melindunginya dari badai.
Panjang Karakoa dapat mencapai hingga 25 meter (82 kaki). Karakoa yang sangat besar dapat menampung hingga seratus pendayung di setiap sisi dan puluhan prajurit di burulan.
Kapal-kapal ini biasanya merupakan kapal bendera kerajaan dan (secara tidak akurat) disebut oleh orang Spanyol sebagai joangas atau juangas (tunggal: joanga, bahasa Spanyol untuk kapal jong, dari bahasa asli dyong atau adyong).
Karakoa adalah bagian integral dari serangan laut tradisional (mangayaw) talasokrasi Filipina. Mereka Melakukan ekspedisi maritim (biasanya musiman), melawan desa-desa musuh untuk tujuan mendapatkan gengsi melalui pertempuran, mengambil rampasan, dan menangkap budak atau sandera (kadang-kadang pengantin).
Sebelum penyerangan, orang Bisaya melakukan upacara yang disebut pagdaga, di mana haluan dan lunas kapal perang karakoa diolesi dengan darah yang diambil dari anggota yang ditangkap dari pemukiman musuh yang diincar. Karakoa dan kapal-kapal kecil lain biasanya menyerang dalam armada yang disebut abay. Kapal pengintai cepat, yang disebut dulawan (artinya "pengunjung") atau lampitaw, biasanya dikirim sebelum abay. Jika dicegat oleh kapal musuh, karakoa dapat terlibat dalam pertempuran antar kapal yang disebut bangga. Pengejaran kapal musuh disebut banggal.
Para prajurit di atas karakoa dilindungi dari proyektil oleh panel bambu yang dapat dilepas atau anyaman nipah, di samping pelindung pribadi yang disebut kalasag. Mereka umumnya dipersenjatai dengan berbagai pedang seperti kalis dan tombak berujung logam yang disebut bangkaw. Selain itu, karakoa juga memiliki lembing lempar yang disebut sugob, yang dilemparkan dalam jumlah besar ke kapal musuh. Berbeda dengan bangkaw, mereka tidak memiliki ujung logam dan dimaksudkan untuk sekali pakai. Mereka terbuat dari bambu bagakay yang diasah (Schizostachyum lumampao), ruang dalamnya diisi pasir untuk menambah berat untuk pelemparan.
Mereka terkadang memiliki ujung kayu yang dibubuhi racun ular. Busur jarak pendek (pana atau busog) kadang-kadang juga digunakan dalam tembakan jarak dekat ke kapal musuh.
Seperti kapal lain untuk perdagangan dan perang di Asia Tenggara, karakoa juga biasanya dipersenjatai dengan satu atau lebih meriam putar perunggu atau kuningan yang disebut lantaka, dan terkadang meriam yang lebih besar.
Ada banyak kehormatan yang terlibat dalam berpartisipasi dalam sebuah serangan. Pencapaian selama serangan dicatat secara permanen pada tato para prajurit dan bangsawan Bisaya (timawa dan tumao), menyebabkan mereka disebut pintados ("yang dicat") oleh orang Spanyol.
-------------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar