Perahu Malangbong (sekitar abad ke-13); Perahu Nusantara

Malangbang adalah sebuah jenis kapal layar abad pertengahan dari Indonesia. Ia disebutkan terutama pada Hikayat Banjar. Nama "malangbang" dianggap berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu malabong (malaboṅ) yang berarti jenis perahu tertentu.
Malangbang adalah salah satu dari kapal perang utama Majapahit setelah jong dan kelulus. 
Tidak banyak yang diketahui dari jenis kapal ini, selain dari fakta bahwa kapal itu juga menggunakan dayung selain layarnya untuk bergerak, lebar dan berlambung datar, dan merupakan kapal berukuran "sedang", antara ukuran jung dan kelulus, lebih besar dari pilang (pelang).
Sebuah malangbang digunakan ketika Lambu Mangkurat dari Banjarmasin bepergian melalui laut ke Majapahit untuk meminta pendamping berdarah kerajaan untuk seorang putri setempat. 
Dia menyiapkan armadanya, bersama dengan malangbang negara bernama Si Prabayaksa (yang juga merupakan nama dalem ageng keraton Jawa Tengah), yang didekorasi dengan sangat berlebihan.  Kutipan dari Hikayat Banjar:
Dia berlayar dengan kondisi penuh di atas kapal pesiarnya (transkipsi asli: malangbang) bernama Prabajaksa, memanfaatkan lambang kerajaan yang ditinggalkan oleh ayahnya Ampu Jatmaka: dua pita vertikal dihiasi dengan emas, dua tongkat rumbai dihiasi dengan emas, empat pennon dihiasi dengan cat emas, pita kepang yang tampak seperti kelabang yang disulam dengan benang emas dan dua puluh tombak dengan jumbai bulu merah yang dihiasi rintik emas; tombaknya memiliki bilah biring bertatahkan emas, galah mereka di mana dihiasi dengan cat merah gelap dan emas, belum lagi dua payung negara dihiasi dengan cat emas, dua tombak negara berbentuk seperti tunas kamboja, bertatahkan emas dan dengan poros mereka diikat dengan emas. Dan malangbang itu bertatah emas, layarnya sachlat ainalbanat, tali bubutan dan tamberang dan tali klatnya mastuli, sama berumbai-umbaikan mutiara, kemudinya tembaga suasa, dayungnya hulin bertabu-tabukan emas, tali sauhnya besi malila.


----------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber:

Komentar