Prasasti Batu Bedil yang terletak di Dusun Batu Bedil, Desa Gunung Meraksa, Kecamatan Pulau Panggung, Kabupaten Tanggamus, merupakan kompleks situs kepurbakalaan, mulai era megalitikum.
Prasasti Batu Bedil merupakan sebongkah batu yang berukuran tinggi ± 157 cm dan lebar 72 cm. Prasasti terdiri atas 10 baris dengan tinggi huruf sekitar ± 5 cm.
Tulisan tersebut berada dalam satu bingkai. Pada bagian bawah bingkai terdapat goresan membentuk padma atau bunga teratai. Kondisi huruf sudah aus namun pada beberapa bagian masih bisa terbaca.
Pada baris pertama terbaca 'Namo Bhagawate' sebagai pembuka dan pada baris kesepuluh terbaca 'Swâhâ', sebagai penutup. Hal ini memberi dugaan bahwa prasasti itu berkaitan dengan mantra. Prasasti yang tidak berangka tahun ini, ditulis menggunakan bahasa Sansekerta. Berdasarkan paleografisnya menunjukkan bahwa prasasti ini berasal dari akhir abad ke-9 atau awal abad ke-10.
Selain itu, prasasti ini dikelilingi oleh bebatuan menhir. Di sebelah barat prasasti terdapat 14 menhir yang membentuk formasi segi empat. Menhir-menhir tersebut merupakan batu alam yang tidak menunjukkan tanda-tanda pengerjaan oleh manusia. Selain menhir, di komplek situs ini juga terdapat sejumlah batu besar. Dilihat dari bentuknya batu-batu tersebut, kemungkinan sebagai menhir maupun dolmen. Berdasarkan pengamatan terhadap permukaan tanah didapatkan adanya temuan artefaktual berupa pecahan keramik dan tembikar.
Sebaran batu yang terdapat di daerah Batu Bedil ini juga dapat ditemukan di beberapa lokasi di luar lahan berpagar. Di sebelah barat pagar Kompleks Prasasti berjarak sekitar 50 m terdapat batu lumpang, yang oleh masyarakat dinamakan Batu Lesung. Selain itu di dekat Batu Lesung juga terdapat 3 batu datar, dan di sebelah selatan pagar berjarak sekitar 50 m terdapat sebaran batu alam yang mengelompok. Sebaran batu tersebut berada di kebun kopi milik penduduk setempat.
Selain itu, di sebelah timur Prasasti Batu Bedil berjarak sekitar 100 m, terdapat batu bergores, meja batu (dolmen), batu lumpang, dan sejumlah menhir.
Batu bergores di lokasi ini berada di sudut barat daya lahan. Goresan berupa garis-garis sejajar terdapat pada kedua ujung batu. Di sebelah utara batu bergores berjarak sekitar 5 m terdapat satu batu datar yang patah pada ujungnya. Pada bagian bawah batu datar terdapat batu-batu kecil yang seolah-olah menyangga batu datar tersebut.
Selain batu bergores dan dolmen, di lahan ini juga terdapat dua lumpang batu. Kedua lumpang batu tersebut terletak saling berdekatan di bagian barat lahan situs. Kedua lumpang batu tersebut terbuat dari bahan batuan breksi.
Selain itu di lokasi ini terdapat sebaran sejumlah batu tegak. Batu-batu tersebut merupakan batu alam yang tidak menunjukkan adanya pengerjaan oleh manusia.
Salah satu batu tegak berukuran tinggi 220 cm, merupakan batu yang tertinggi di lokasi tersebut. Batu tegak inilah yang oleh masyarakat disebut Batu Bedil. Menurut masyarakat pada batu tersebut dahulu sering terdengar adanya bunyi letusan.
-------------------------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar