Prasasti Condrogeni(1376 Syaka/1554 M); Kerajaan Majapahit(1293–1527M)

Prasasti Condrogeni I adalah sebuah prasasti batu yang berangka tahun 1376 Syaka atau 1554 Masehi, yaitu pada masa pemerintahan Raja Wikramawardhana.
Prasasti ini ditemukan di Pudak, Ponorogo, Jawa Timur, dan ditulis dalam bahasa dan aksara Jawa Kuno (Merapi-Merbabu). Desa Pudak tempat penemuan prasasti ini pada masa Majapahit Akhir, termasuk wilayah Wengker, yaitu di lereng Gunung Wilis.
Prasasti ini berbahan batu andesit berwarna coklat keabu-abuan, tinggi 64,5 cm, lebar 34,5 cm (bagian terlebar) dan lebar alas 27 cm. Jumlah tulisan sebanyak 12 baris, dengan tulisan yang tipis dan aus sehingga menyulitkan untuk dikenali. Dilihat dari bentuk aksara, diduga penulisnya (citralekha) kurang terampil, karena ukuran dan bentuknya tidak konsisten; serta semakin ke bawah ukuran aksara semakin mengecil.
Di sekitar lokasi ditemukan pula dua prasasti Condrogeni II dan Condrogeni III, altar batu, fragmen Ganesha, serta tiga arca raksasa. 
Tempat ini diperkirakan merupakan tempat keagamaan di luar lingkungan kraton. Saat ini prasasti ini tersimpan di Museum Nasional Indonesia, dengan No. Inventaris D.125.
Isi prasasti diawali dengan menyebut bhatari, kemungkinan adalah Bhatari Durga. Selanjutnya diceritakan seorang pertapa pengembara marah mendatangi tempat kesucian, merenungi tentang sikap keteladanan, kemudian melarang manusia marah dan agar berhati-hati dalam mengendalikan diri.
Alih aksara:
1376
ba ṯā rig a? nā? sthi ni
paŋ dugi rasa sih hurath/ń ? pa
wasa pāwā na ni sa ba/ka ra ri wa
ca? bhāma r dadha ka/ta? Kau
ya di rawar wuńa po/he? n pa
pahuman _ _ _ ya sa darsa la
na _ _ _ na pa _ _ _ _
°adi du ta pil gre? _
Tapaśa sakalajana laraŋ
Tańa rawa _ _ _ _
_ _ _ _dhu? _ sa ?
_ _ _ _ _
Alih bahasa:
1376
sang Batari ga? Na? sthi ni
tiba-tiba sampai rasa kasih sayang pengembara
mendiami kesucian semuanya/seluruhnya ditiru
dan kemarahan memuncak, memanas ka/ta? Kau
meskipun kolam bunga po/he? n pa
tempat bermusyawarah tentang teladan?
na _ _ _ na pa _ _ _ _
pertanda utama berpisah gre?
Pertapa melarang seluruh manusia
Mematuhi dengan hati-hati suara _ _ _ _ _
_ _ _ _ _dhu _ sa _ _
_ _ _ _ _
Tempat penemuan prasasti ini diperkirakan merupakan tempat keagamaan atau pertapaan di luar lingkungan keraton. Hal ini didukung dengan banyaknya temuan peninggalan arkeologis di sekitarnya; serta isi prasasti sendiri yang relatif sederhana dan berisi petuah, bukannya pengumuman atau peraturan raja yang sebagaimana ditemukan pada prasasti-prasasti kerajaan.
Penyebutan Bhatari Durga menunjukkan bahwa pada masa itu di Majapahit masih terdapat sekte yang memuja dewi tersebut.


--------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar