Prasasti Lobu Tua(1010 Syaka/1088M); Kerajaan Melayu(645-1375M)

Prasasti Lobu Tua, atau Prasasti Barus, adalah sebuah prasasti dalam bahasa Tamil, yang ditemukan pada tahun 1873 di Desa Lobu Tua, Kecamatan Andam Dewi, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatra Utara.
Prasasti ini berangka tahun 1010 Syaka atau 1088 Masehi, dan dilaporkan dalam Madras Epigraphy Report tahun 1891-1892 oleh E. Hultzsch, ahli epigrafi Inggris di India.
Prasasti ini menyebutkan tentang adanya suatu serikat dagang bangsa Tamil di daerah Barus. Serikat dagang tersebut disebutkan bernama "Disai-Ayirattu- Ainnurruvar"(Yang Ke Lima Ratus dari Seribu Arah)
Menurut Prof. Y. Subbarayalu dari Universitas Thanjavur, serikat dagang ini bernama lain 'Ayyavole', juga meninggalkan prasasti berbahasa Tamil di Aceh. 
Di Barus, mereka membeli berbagai komoditas dari penduduk setempat, dan kepada para anggotanya menarik cukai berupa emas yang didasarkan pada harga kasturi, dengan objek cukainya adalah kapal, nakhoda, dan kevi.
Menurut laporan, pada tahun 1900-an juga pernah ditemukan arca Buddha dalam bentuk torso yang terbuat dari batu granit merah, yang saat ini sudah hilang. Adanya arca tersebut di Barus menimbulkan dugaan bahwa komunitas Tamil di sana sudah bersifat permanen atau semi permanen, sehingga memiliki tempat peribadatannya sendiri.
Saat ini, 7/8 bagian prasasti tersimpan di Museum Nasional Indonesia dengan No. Inventory D. 42 dan 1/8 bagian lainnya masih berada di Lobu Tua. 
Selain prasasti, di Lobu Tua juga ditemukan beberapa sumur tua berbentuk silinder yang sudah kering.
Berikut alih aksara dari Prasasti Lobu Tua, yaitu:
svasti sri cakarai, antu ayirattu [p pa], ttuc cellani [n], ra macit tinkal;
varocana matan, kari vallavat teci u, yyak konta pat, tinattu velapurattu, kuti niranta te [cit ticai], vilanku ticai ayira, ttainnurruvaro;
m nammakanar nakara senapa, ti nattucetti, yarkkum patinenbhumi, teci apparkku ma[ve]t, tukalukkum na vaittuk, kututta paricavatu mara[ka];
la...la marakkala nayunun kevi, kalum kastu[ri] vilai mu[tala]kappa[ta], ancu tun [ta]yam ponnum ku[tu], ttup pavatai erakkatavatakavum;
ippatikku [i]kkal eluti natti, k-kututtom patinenpumi tecit ticai vila, nkuticai ayirattainnurruvarom a, ramaraverka aramey tunai
Alih bahasanya:
Sekarang, pada tahun 1010 Syaka, bulan Masi;
Kami, Yang Ke Lima Ratus dari Seribu Arah, dikenal di semua negara dan arah, telah bertemu di Valpuram di Varocu alias Matankari-vallava-teci-uyyakkonta-pattinam;
Memutuskan yang berikut untuk "anak(-anak) lelaki kami" Nakara-senapati Nattucettiyar, Patinen-bhumi-teci-appar dan mavettu:
[Setiap ... dari] kapalnya, Nakhoda kapal dan kevi akan membayar pajak ancu-tunt-ayam dalam bentuk emas berdasarkan harga kasturi dan [kemudian saja] akan berjalan di atas bentangan kain.
Maka, kami Yang Ke Lima Ratus dari Seribu Arah, dikenal di semua arah dan di semua delapan belas negara telah menyuruh mengukir dan menancapkan batu ini. Jangan lupa sikap baik hati: sikap baik hati sendiri yang merupakan teman baik.

----------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar