Prasasti Palah adalah sebuah prasasti yang berada di selatan candi utama Candi Penataran, di Desa Penataran, Nglegok, Blitar, Jawa Timur.
Menilik besarnya ukuran batu prasasti, para ahli menduga sejak semula batu tersebut memang terletak di tempat itu.
Prasasti yang ditulis menggunakan huruf Jawa Kuno, berangka tahun 1119 Syaka (1197 M), dibuat atas perintah Raja Srengga dari Kerajaan Kediri.
Tulisan yang terdapat pada Prasasti Palah menerangkan bahwa, “menandakan Kertajaya berbahagia dengan kenyataan tidak terjadi sirnanya empat penjuru dari bencana”, dari kalimat dalam alih aksara, ”tandhan krtajayayåhya / ri bhuktiniran tan pariksirna nikang sang hyang catur lurah hinaruhåra nika”.
Tidak dijelaskan bencana apa yang dimaksudkan di dalam prasasti, akan tetapi prasasti berbentuk tugu batu bertulis ini dibangun 4 tahun setelah Kertajaya selamat dari serangan pasukan Kerajaan Jenggala, bahkan Tunggul Ametung berhasil melakukan serangan balik ke istana Kerajaan Jenggala di Kutaraja.
Selain bencana serangan dari Sri Maharaja Girindra, kemungkinan bencana lain adalah letusan Gunung Kelud yang terletak di perbatasan wilayah Kabupaten Blitar dengan Kabupaten Malang, karena menurut analisis Danis Lombar, yang dimaksudkan sebagai Pemujaan terhadap Dewa Gunung, dalam hal ini adalah Gunung Kelud.
Rasa senangnya tersebut kemudian dia curahkan dengan perintah dibangunnya sebuah bangunan yang tertulis dalam linggapala oleh Mpu Amogeçwara atau disebut pula Mpu Talaluh.
Bangunan tersebut dia fungsikan untuk menyembah Bathara Palah, seperti yang tertuang dalam prasasti tersebut dalam alih aksara yang berbunyi, “sdangnira Çri Maharaja sanityangkên pratidina i sira paduka bhatara palah”, yang berarti “Ketika dia Sri Maharaja senantiasa setiap hari berada di tempat Bathara Palah”.
Isi Prasasti Palah juga menyebutkan tentang peresmian sebuah tanah sima untuk kepentingan Sira Paduka Batara Palah, mendasari dugaan bahwa yang dimaksud dengan Palah tidak lain adalah Candi Penataran.
Andaikata benar bahwa Palah adalah Candi Panataran, maka usia Candi Panataran sekurangnya telah mencapai 250 tahun dan pembangunan candi ini mengalami perjalanan panjang, yaitu dari tahun 1197 Masehi, jaman Kerajaan Kediri, sampai pada tahun 1454 Masehi, era Kerajaan Majapahit.
Hampir semua bangunan masih dapat disaksikan sekarang, yang berasal dari masa pemerintahan raja-raja Majapahit. Barangkali bangunan-bangunan yang lebih tua (dari zaman Kediri) telah lama runtuh.
Prasasti Palah termasuk prasasti insitu, yang berarti tetap berada di tempatnya di bangun, yaitu berada di halaman Candi Penataran.
---------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar