Prasasti Pangumulan (824 Çaka/902 M & 825 Çaka/903 M); Kerajaan Medang (732-1016M)

Prasasti Pangumulan adalah sebuah prasasti yang merupakan peninggalan dari kerajaan Medang atau kita mengenal nya sebagai Mataram Kuno. 
Prasasti Pangumulan A dan B terdiri dari tiga lempeng tembaga. Lempeng pertama berukuran 44,3 cm x 18 cm, ditulis pada satu sisi yang berjumlah 16 baris. Lempeng kedua yang berukuran 44 cm x 18,5 cm pun hanya ditulis pada satu sisinya yang berjumlah 18 baris. Lempeng ketiga berukuran 44,5 cm x 18,5 cm, ditulis pada kedua sisinya, sisi A berjumlah 20 baris dan sisi B berjumlah 13 baris. Sisi B terbagi atas dua bagian, baris pertama sampai pertengahan baris ke-8 merupakan sambungan dari lempeng pertama dan kedua yang berasal dari tahun 824 Çaka. Mulai pertengahan baris ke-8 sampai baris ke-13 memuat peristiwa dari tahun 825 Çaka.
Prasasti ini berisi tentang penetapan status sima bagi Desa Panggumulan di wilayah Puluwati (sekarang Puluwatu termasuk Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman). 
Daerah ini dibebaskan dari pajak (status sima) karena harus memelihara bangunan suci di Kinawuhan.
Pada prasasti ini juga disebutkan beberapa pejabat di tingkat kerajaan, berturut-turut dari yang tertinggi, yaitu rakryãn mahapatih I hino, rakai halu, rakai sirikan, rakai wkadan rakai pagarwsi. Disebutkan pula pejabat keagamaan yaitu sang pamagat, baik di tingkat kerajaan maupun desa. 
Raja memiliki banyak pegawai yang termasuk dalam 'sang mangilãla drabya haji', dalam prasasti ini antara lain yang disebut adalah pembuat emban permata, seniman, pendenda orang yang melakukan pembakaran, pembaca dan penulis surat, pemelihara pertapaan, pengkoordinir pedagang, abdi di dalam istana, juru masak istana, penabuh gamelan istana, penabuh gendang istana, penyanyi kidung istana, serta budak para raja. Para pegawai tinggi juga memiliki juru tulis dan juru bicara.
Berikut alih bahasanya Lempeng A:

 //Selamat! 

tahun Çaka telah berlangsung 824 tahun, bulan Poṣa, tanggal 10 paro gelap, pada hari tuŋlai (paringkelan), kaliwuan (pasaran) dan hari senin (menurut perhitungan 7 hari), kedudukan planet di selatan, bintang Jaiṣṭa, (di bawah naungan): dewa Mitra, yoga: Sukarmmā. Pada waktu itu Rakryān i Wantil pu Pālaka, penduduk desa Wuatan Sugiḥ yang termasuk wilayah Puluwatu, dengan istrinya Dyaḥ Prasāda, serta ketiga anaknya: pu Palaku, pu Gowinda, pu Waṅi Tamuy, membatasi śīma desa Paṅ-gumulan yang termasuk wilayah Puluwatu termasuk .... kabikuannya, yang mempunyai kewajiban kerja bakti masā, sawah para nāyaka (seluas) 7 tampaḥ, 1 katik dan patilek dari hutan 1 māsa perak. 

Tujuannya membatasi śīma yaitu sebagai jasa mereka (bagi) 4. 

bhaṭāra dan bhaṭārī di Kinawuhan, Tidak termasuki hendaknya oleh segala macam maṅilāla drabya haji(yaitu): tikasan, rumwān, manimpiki, paranakan, kriŋ, paḍammapuy, maṅhuri, airhaji, tapahaji, tuha dagaŋ, wanua i dalam, kataṅgaran, pinilai, mapaḍahi, maṅiduŋ, hulun haji dan lain sebagainya. 

Semuanya tidak ada yang diperkenankan datang ke sana. 

Hanya bhaṭāra dan bhaṭārī semata-mata yang menguasai semua dari sukha duhkhanya semua. Yang mendapat perintah untuk mempersiapkan pembatasan śīma itu adalah Saŋ Pamagat Pikatan (bernama) Dapunta Kośiki, penduduk desa Haji Kabikuan di Pamĕhaṅan dan Saŋ Pamagat Manuṅkuli (bernama) Saŋ Brahmāśakti. 

Mereka memberikan persembahan, sebagai ketentuan pada waktu membatasi śīma sejak dahulu kala. (Yaitu) kepada Rakryān Mapatiḥ i Hino pu Dakṣa Saŋ Bāhubajrapratipakṣakṣaya, Rake Halu pu Bwalu Saŋ Sangrāmadurandhara, Rakai Sirikan pu Wariga Saŋ Samarabikrānta, Rakai Wka pu Kutak, Rake Pagarwsi pu Wīrabikrama, Saŋ Pamagat Tiruan pu Asaṅā Saŋ Śiwa Astra, penguasa desa yang diberi batas (ialah) Saŋ Pamagat Puluwatu (bernama) pu Kunir Saŋ Winīta, penduduk desa cukulan yang termasuk wilayah Tilimpik, mereka semua diberi persembahan berupa bebed jenis gañjarpātra sisi satu setel dan cincin emas satu buah yang beratnya 1 suwarṇa masing-masing//

Istri Saŋ (Pamagat) Puluwatu (bernama) pu Babi, penduduk desa Babahan di Puluwatu, diberi tapih sehelai dan cincin emas satu buah yang beratnya 8 māsa//

Rakai 11. halaran (bernama) pu Basu, rake palarhyaŋ (bernama) pu Puñjaŋ, dalinan (bernama) pu Gālatha, wlahan (bernama) pu Dhepu, maṅhuri (bernama) pu Cakra, paṅkur (bernama) pu Rañjan, tawān (bernama) pu Wāra, tirip (bernama) pu Kṛṣṇa, wadihati (bernama) pu Ḍapit, ma-kudur (bernama) pu Sambṛda, mereka semua diberi persembahan (berupa) bebed jenis raṅga satu setel dan cincin emas satu buah yang beratnya 8 māsa masing-masing//

(Bagi) pengundang saŋ hyaŋ kudur (disediakan) bebed satu setel dan emas 4 māsa.

Saŋ tuhān dari Wadihati dua (orang), yaitu (saŋ tuhān) dari Miramiraḥ (bernama) si Rayuŋ (dan) dilengkapi (oleh) saŋ (tuhān dari) Halaran (bernama) si Rahula, penduduk desa Paŋramuan yang termasuk wilayah Wadihati, saŋ tuhān dari Makudur dua (orang), yaitu saŋ (tuhān dari) Asam pañjaŋ (bernama) si Dharmma dan saŋ (tuhān dari) Taṅkil Sugiḥ (bernama) si Manikṣa, penduduk desa Mantyāsiḥ yang termasuk wilayah Makudur, semua diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 4 māsa masing-masing//

Untuk (saŋ) Wadihati yang pergi memberi batas (śīma) adalah saŋ Wurukuy (bernama) si Maṅa-sū, penduduk desa Paṇḍamuan (yang termasuk wilayah) Wadihati dan untuk (saŋ) Makudur (yang pergi memberi batas) adalah saŋ Kamalagyan (bernama) si Lalita, penduduk desa Palikĕt yang termasuk wilayah Makudur, semua diberi persembahan (berupa) bebed dua setel dan emas 8 māsa, ter-masuk ongkos jalan masing-masing //

Demikian pula dengan para juru bicara semua, (yaitu) juru bicara dari (Rakryān Mapatiḥ i) Hino (yang berkedudukan) di Kaṇḍamuhi (bernama) si Tuṅgaŋ, penduduk desa Gunuṅan yang termasuk wilayah Taṅkilan; juru tulis dari (Rakryān Mapatiḥ i Hino yang berkedudukan) di Watu Warani..//

(bernama) si Manĕsĕr, penduduk desa Tamaliṅgaŋ yang termasuk wilayah Sirikan, juru bicara dari (rakai) Halu (yang berkedudukan) di Wiṣaga (bernama) si Wīryya, penduduk desa Pakalaŋkyaṅan yang termasuk wilayah Pagarwṣi; juru bicara dari (rakai) Sirikan (yang berkedudukan) di Hujuŋ Galuḥ (bernama) si Agra, penduduk desa Siṅha yang termasuk wilayah Hino; juru tulis (dari Rakai Sirikan yang berkedudukan di) Dharmmasinta (bernama) si Parbwata, penduduk desa Limus yang termasuk wilayah Puluwatu; juru bicara dari (rakai) Wka (yang berkedudukan) di Wiridiḥ (bernama) si Daṇu, penduduk desa Skar Tān yang termasuk wilayah Layuwataŋ; jurutulis (dari rakai Wka yang berkedudukan di) Halaŋ Manuk (bernama) si Gowinda, penduduk desa Tṅaḥ yang termasuk wilayah Wurutuṅgal, juru bicara dari (saŋ pamagat) Tiruan (yang berkedudukan) di Sumuḍan (bernama) si Bhāsura, penduduk desa Wuṅkudu yang termasuk wilayah Kilipan, semuanya diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 4 māsa masing-masing//

Juru bicara dari (rakai) halaran (yang berkedudukan) di Wijanta, penduduk desa Talumpuk di Sumiṅkar yang termasuk wilayah Kaṇḍuh. Tuhān dari para nāyaka di Puluwatu (bernama) si Samadhi (penduduk) desa Paṅaruhan, pandai tembaga dan tuhān iŋ lampuran (bernama) si Dhaniti, penduduk desa Wukulan yang termasuk wilayah Tilimpik. 

Juru bicara dari maṅhuri (berkedudukan) di Ranuī (bernama) si Samodaya, penduduk desa Siṅhapura yang termasuk wilayah Halu Madāŋ; juru bicara dari paṅkur (berkedudukan) di Dadalan (bernama) si Dhyāna, penduduk desa Rilam yang termasuk wilayah Aluhur, juru bicara dari tawan (berkedudukan) di Ḍāluk (bernama) si Kṛṣṇa, penduduk desa Srai yang termasuk wilayah Hampuṅan; juru bicara dari tirip (berkedudukan) di Paṅadagan (bernama) si Sinha, penduduk desa Paraŋmaŋjahijjahit, semua diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 2 māsa masing-masing//

Pituŋtuŋ dari juru bicara saŋ mānak (berkedudukan di) Lua (bernama) si Barubuḥ dengan si Waru, semuanya penduduk desa Ralua yang termasuk wilayah Wurutuṅgal.(Yang berkedudukan di) Wuatan Pai (bernama) si Kbĕl penduduk desa Wuatan Pai yang termasuk wilayah Watuhumalaŋ, diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 1 māsa masing-masing//

Patih dari Puluwatu 3 (orang) yaitu: (dari desa) Māmas (bernama) si Tirisan ayahnya Yoga dan (dari desa) Tajyāṅin (bernama) si Kaṇḍi ayahnya Lucira, tuŋgu duruŋ-nya (bernama) si Śarana ayahnya Gawul, semua diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 2 māsa masing-masing//

Juru bicara dari patih (bernama) si Kañcil ayahnya Caṇḍi diberi bebed sehelai dan emas 1 māsa//

Wahuta dari Puluwatu 3 (orang), yaitu: (dari desa) Airhijo (bernama) si Dras ayahnya Wariṅin, tuŋgū duruŋnya (bernama) si Baīśakha [recte Baiśākha] ayahnya Tuṣṭa, wahuta winkas wkas (bernama) si Katis, diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 2 māsa masing-masing//

Wahuta lampuran (bernama) si Bhadra dengan pihujuŋ-nya berjumlah 5 orang, semua diberi persembahan (berupa) bebed sehelai dan emas 1 māsa masing-masing//

Rāma māgaman (dari) desa yang diberi batas, yaitu desa Paṅgumulan, pada waktu itu berjumlah 6 orang, yaitu kalaŋ maṅuwu (bernama) si Piṅul ayahnya Ūda, gusti (bernama) si Atag ayahnya Raṅga, winkas (bernama) si Wu-dal ayahnya Ḍemoḥ, tuha banua (bernama) si Guṇa ayahnya Ḍayaŋ, rāma matuha (bernama) si Wlaŋ ayahnya Go, pembuat batu śīma (bernama) si Śru ayahnya Bukaŋ berasal dari Ḍihyaŋ, diberi persembahan (berupa) bebed satu setel (dan) emas 2 māsa masing-masing//

(Rāma) māgaman lainnya (berjumlah) 7 orang, yaitu kalaŋ tuŋgū durun (bernama) si Tuḍe ayahnya Baiśākha, huluwras (bernama) Dapunta Biṅuŋ, tuha wĕrĕh (bernama) si Brit (dan) si Kṭul ayahnya Mahĕar, wadahu-ma 2 (orang), yaitu si Plat ayahnya Dharmma dan si Uñja ayahnya Gamwoḥ, si Doho ayahnya Ramya, si Raṅgĕl ayahnya Tugan, si Kaladhara ayahnya Udāyaṇa, si Moṅoh ayahnya Tarum, semua diberi persem-bahan (berupa) bebed satu setel dan emas 1 māsa masing-masing//

Para pemuda berjumlah 18 orang, yaitu si Bloṇḍo, si Karan, si Dayaṇa, si Plat, si Mugā, si Kuṇḍu, si Glo, si Aleŋ, si Bahu, si Glar, si Limbu, si Tuṅgū, si Tiḍu, si Gwarī, si Kawĕl, si Balubu, si Bṅal dan si Drawĕŋ, semua diberi persembahan (berupa) bebed sehelai dan emas 1 kupang masing-masing/ / Raiṇanta saŋ matuha, yaitu si Turuk ibunya ṇaṅga, si Taḍaḥ ibunya Bai, si Rumpuŋ ibunya Ḍaimoḥ, diberi persembahan (berupa) sehelai tapih dan satu kampit masing-masing// 

Ibu-ibu lainnya yang ikut berjumlah 15 orang, yaitu: si Gawī ibunya Kṛṣṇa, si Magya ibunya Śryan, si Kuḍuk ibunya Rampuan, si Wrut ibunya Tugan, si Kinaŋ ibunya Barubuḥ, si Dakī ibunya Mahĕar, si Turukan ibunya Tarum, si Haryya ibunya Ramya, si Balyaḥ ibunya Gamwo, si Puñjaŋ ibunya Gamwais, si Lamyat ibunya Dhani, si Ḍayaŋ ibunya Dayana, si Dita ibunya Bireḍis, si Kutil ibunya Go, si Tugan ibunya Wḍai, (semuanya) berjumlah 15 orang, (mereka) diberi persembahan (berupa) sehelai tapih masing-masing// 

Para pemudi, yaitu si Mahyaŋ, si Tagĕs, si Rikha, si Sojara, si Wi-doḥ, si Rampwas, si Kaḍya (dan) si Camme, (semuanya) berjumlah 8 orang, (mereka) diberi persembahan (berupa) perak 4 māsa masing-masing//

Pada waktu itu orang dari desa-desa perbatasan yang ikut menjadi saksi adalah patih dari Hino, patih (dari) Kulumpaŋ (bernama) si Puñjaŋ ayahnya Śrī, patih dari Tiru Rāṇu 2 (orang), yaitu patih Paṇḍawutan (bernama) si Pryaṅka ayahnya Kurutug dengan si Parama ayahnya Wulakan, semua diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 2 māsa masing-masing// 

Rāma dari desa-desa perbatasan yang ikut (menjadi) saksi adalah dari (desa) Suru yang termasuk wilayah Hino, kalaŋ-nya (bernama) si Pagar kakeknya Mahū, juru bicaranya (bernama) si Tahil ayahnya Waris. Dari (desa) Tguhan yang termasuk wilayah Liṅgaŋ, yaitu gusti (bernama) si Suŋlit ayahnya Ptĕŋ, juru bicaranya (bernama) si Haliŋ ayahnya Jaluk. Dari (desa) Purud yang termasuk wilayah Garantuṅan, yaitu pandai kayu (bernama) si Taji ayahnya Swāmi, juru bicaranya (bernama) si Junĕt. Dari (desa) Pāstamwir, yaitu kalaŋ (bernama) si Guṇakāra ayahnya Jaluk, juru bicaranya (bernama) si Uŋḍa ayahnya Kisik. 

Dari (desa) Kinawuhan yang termasuk wilayah Hino, yaitu gusti (bernama) si Bandĕŋ kakeknya Ajī, juru bicaranya (bernama) si Tuḍu. 

Dari (desa) Waṅun Amwĕk yang termasuk wilayah Paṅaruhan Pandai, yaitu rāma matuha (bernama) si Pyul ayahnya Śuddhi, juru bicaranya (bernama) si Juluŋ. 

Dari (desa) Muṅgu Wuatan yang termasuk wilayah Laṇḍa Tamwir, yaitu rāma matuha (bernama) si Waduā ayahnya Impĕn. Jumlah desa-desa per-batasan yang ikut menjadi saksi (ada) 9 termasuk saŋ patih, orangnya berjumlah 10, semua diberi persembahan (berupa) bebed satu setel dan emas 2 māsa masing-masing// 

Juru bicaranya berjumlah 6 orang (mereka) diberi persembahan (berupa) bebed sehelai dan emas 1 māsa masing-masing// 

Saji-sajian pada waktu membatasi śīma (adalah) bebed untuk saŋhyaŋ Brahmā satu setel dan emas 4 māsa, 1 kapak, 1 kapak perimbas (beliung kecil), 1 beliung, 1 sabit, 1 tombak pendek, 4 linggis, 1 parang, 1 sekop kecil, 1 tombak, 1 pisau, 1 alat pemotong kuku, 1 jarum, 1 baki, 1 besi, 1 lampu, 2 perangkat tempat sayur, 1 pundi-pundi, sekarung beras, (mata uang) besi 10 ikat, seekor kambing, 1 kepala (kerbau), 1 kumol, 4 nasi dinyun, 1 pinggan, sepasang pasiliḥ galuḥ, 5 tempat air, beras 1 bejana, 4 ekor ayam, 4 butir telur dan paṅcopācara yang terdiri dari bunga, kawittha, dīpa, kemenyan dan bedak wangi// 

Setelah mereka semua selesai makan, (mereka) berpindah (tempat duduk), memakai kawittha (dan) memakai bunga, duduklah mereka di lapangan berkeliling menghadap saŋhyaŋ kudur dan saŋhyaŋ śīma watu kulumpaŋ di bawah balairung (yang terletak) di tengah lapangan. (Adapun) susunan duduk mereka (adalah sebagai berikut): saŋ pamagat Pikatan, rake Wantil (pu Palaka), samagat Manuṅkuli bertempat di sebelah utara menghadap ke selatan. Saŋ wahuta hyaŋ kudur dengan para juru bicara semuanya bertempat di sebelah barat menghadap ke timur. Saŋ wahuta, patih dan para rāma serta penduduk desa perbatasan, semuanya bertempat di sebelah selatan menghadap ke utara. 

Mulailah saŋ makudur bersumpah, menyumpah, mengutuk (sambil) memotong kepala ayam dilandaskan pada susu(k) kulumpaŋ seraya membantingkan telur pada saŋ hyaŋ watu śīma (lalu) menyalakan saŋ hyaŋ brahmā di (atas) batu yang dijadikan batas. 

(Yang) dibatasi oleh (saŋhyaŋ) kudur dan bawahan (dari) rakryān mapatiḥ. 

Demikian kutukan saŋ makudur yang didengar oleh saŋ wahuta, patih dan para pejabat desa (serta) penduduk desa semua. 

Mereka menyembah kepada saŋ hyaŋ watu śīma kulumpaŋ, mempersembahkan baktinya serta ketaatannya. 

Begitu juga mereka semua menambah kepada daun mereka memakan jenis-jenis makanan: nasi matiman (?), menumpuk ikan yang diasinkan (seperti) ikan asin kakap, ikan asin kaḍiwas, rumahan, layar-layar, udang, halahala dan telur. Adapun yang dijadikan sayur disediakan dua ekor lembu dan seekor kambing (yang) dijadikan masakan, sama enaknya dengan amwil lamwil (?) kasyan (?) kwĕlan (?), piniṅka (?). Sayuran. ada rumwarumwaḥ, kuluban, ḍuḍutan, tetis. 

Adapun minuman keras yang diminum ada tuak, siddhu ada jātirasa dan air kelapa. Adapun (yang) akan ditarikan ada mapaḍahi, marĕggaŋ (bernama) si Catu ayahnya Kriyā, mabrĕkuk (bernama) si Warā ayahnya Bhoga. (Mereka) diberi sehelai bebed dan emas 1 māsa masing-masing/ / Mūlapañjut 4 orang, yaitu si Mā ayahnya Kutil, si Maṅol, si Sāgara, si Mandon, diberi emas 1 māsa masing-masing. 

Mulawuai(bernama) si Māri diberi emas 1 kupang pelawak (bernama) si Paracan diberi perak 4 māsa. Penjual beras yang lewat (pada tempat upacara) dihadang, orang dari Tuṅgalaṅin (yang) menuju pasar di Siṇḍiṅan berjumlah 4 orang, yaitu si Antyan, si Rampal, si Surat dan si Arani. Tuluŋ tutu dari (desa) Tiru Rāṇu dan dari (desa) Sarupsu berjumlah 3 orang, yaitu si Biddhi, si Kyaiŋ, si Goḍa, masing-masing diberi perak 1 kupang// Makan dan minumlah saŋ patih, wahuta dan para rāma serta ibu-ibu dengan penduduk desa semua, pria-wanita, tua-muda ikut berganti-ganti, tidak ada yang ketinggalan, semuanya makan, minum, menari dan meminum tuak sampai senang hati mereka. 

Demikianlah nyatanya sudah bersih tidak bercela, tetap teguh desa di Paṅgumulan yang termasuk wilayah Puluwatu, yang diberi batas oleh saŋ wahuta hyaŋ kudur dengan para para juru bicara semua, agar śīma rakryān i Wantil pu Pālaka dengan istrinya Dyaḥ Prasāda serta ketiga anaknya, yaitu pu Palaku, pu Gowinda dan pu Waṅi Tamuy, (sebagai) jasa mereka bagi bhaṭāra dan bhaṭārī di Kinawuhan, (akan) tetap teguh sampai akhir jaman.

Apabila ada orang merusak, barang siapa (yang) mengusik-usik ini tanah Sima di desa Paṅgumulan yang termasuk wilayah Puluwatu, apalagi jika melenyapkannya, seperti lamanya bulan berada di angkasa menerangi dunia, akan demikian lamanya menemui pañcamahāpātaka

Penulis prasasti ialah (si Manĕsĕr dari) Watu Warani, (si Parbwata dari) Dharmmasinta (dan si Gowinda dari) Halaŋmanuk

Alih bahasa Lempeng B:

// o // 

Selamat! tahun Çaka telah berlangsung 825 tahun, bulan Bhadrawāda, tanggal 4 paro-gelap, pada hari Wurukuŋ (paringkelan), kaliwuan (pasaran)hari senin (perhitungan 7 hari). 

Pada waktu itu Rakryān i Wantil pu Pālaka suami istri dengan istrinya Dyaḥ Prasāda serta ketiga orang anaknya, yaitu pu Palaku, pu Gowinda dan Dyaḥ Waṅi Tamuy menebus tanah para rāma di Paṅgumulan yang tergadai, (berupa) kebun bernama di Siddhayoga. 

Dan sawah di Panilman dibeli seharga tiga kāti perak dari Ḍapunta Prabhu dan Ḍapunta Kaca. 

Yang menerima perak itu saŋ tuha kalaŋ dari Paṅgumulan (bernama) si Tuḍai ayahnya Be, saŋ gusti (bernama) si Bloṇḍo, winkas (bernama) si Wudĕl ayahnya Daimoḥ, rāma maratā (bernama) pu Dharmmī, pu Ramanī, si Uñju, si Tiḍu, saŋ huluwras (bernama) si Ratni, jātaka (bernama) si Sunī. 

Saksi dalam hal ini adalah saŋ marhyaŋ saŋ daksina (bernama) Ḍapunta Mūrtti, pasiṅir (bernama) si Glo ayahnya Kucū, Dapunta Tiwī. 

Penulis (prasasti) adalah saŋ Karamwa.



-------------------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar