Prasasti Pariangan(sekitar abad ke-14M); Kerajaan Melayu(645-1375M)

Prasasti Pariangan adalah suatu prasasti yang diperkirakan berasal dari abad ke-14, yang ditemukan di tepi Sungai Mengkaweh di lereng Gunung Marapi, tepatnya di Nagari Pariangan, Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar.
Prasasti ini berukuran tinggi 1,6 m, lebar 2,6 m, dan tebal 1,6 m; berupa sejenis batu vulkanik (trasit) tunggal alami yang tidak dibentuk.
Terdapat enam baris tulisan yang tertulis pada prasasti ini, namun apa yang tertulis telah aus hingga tidak dapat jelas terbaca. Terdapat angka tahun, tetapi yang terbaca hanya dua angka di bagian depan, yaitu 12. Bentuk tulisan hampir sama dengan prasasti-prasasti lainnya dari zaman Raja Adityawarman.
Prasasti ini tidak diketahui angka tahunnya, hanya didalamnya menyebutkan Sri Akarendrawarman sebagai Maharajadhiraja. 
Pemakaian nama wangsa warman dibelakang menunjukan bahwa Sri Akarendrawarmman masih ada hubungan darah dengan Adityawarmman. Beberapa ahli sejarah menyebutkan sebagai saudara Adityawarman dan karena gelarnya adalah maharajadhiraja tentunya ia sudah menjadi raja saat mengeluarkan prasasti tersebut. Menurut analisa ahli, ia diangkat setelah Adityawarmman turun tahta atau meninggal. 
Dalam prasasti tersebut juga menyebutkan nama tuhan perpatih bernama Tudang (datuk perpatih nan sabatang) dan seorang yang disebut dengan tuhan gha sri rata. Kedua pembantu raja yang setia dan patuh. Isi prasasti yang lain adalah sumpah atau kutukan yang ditujukan pada orang yang mengganggu atau tidak mengindahkan maklumat raja didalam prasasti tersebut.

--------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar