Bajak Laut Chen Zuyi (sekitar abad ke-15 Masehi)

Chen Zuyi ( China :陳祖義; Wade – Giles : Ch'en Tsu-i ; meninggal 1407 Masehi) adalah seorang bajak laut China abad ke-15 Masehi, dari Guangdong, dan merupakan salah satu bajak laut yang paling ditakuti di kawasan laut Asia Tenggara. 
Dia memerintah kota Palembang (Ku-kang), dan menyerbu Selat Malaka untuk menjarah pengiriman dan memangsa pedagang lokal dan asing selama beberapa tahun. 
Armadanya dikalahkan oleh Dinasti Ming Laksamana Zheng He di Pertempuran Palembang (1407 Masehi). 
Chen Zuyi ditangkap dan dikirim ke kota Nanjing, ibu kota Tiongkok, untuk dieksekusi.
Menurut catatan Ming, namanya pertama kali dicatat setelah tahun 1400 Masehi, ketika konvoi Ming diserang oleh bajak laut yang dipimpin oleh Chen Zuyi. 
Di Palembang Chen memiliki 5.000 orang dan 10 kapal di bawah komandonya, Serta merupakan bajak laut terkuat di Asia Tenggara saat itu. 
Pulau Sumatera memiliki etnis yang beragam dari orang-orang dari berbagai belahan Asia, termasuk sebagian besar penduduk Tionghoa Han (kebanyakan pendatang laki-laki dan pedagang), dan juga mayoritas dari Sumatera. 
Menurut catatan Ma Huan (1380-1460 M), melaporkan ada seorang Tionghoa, dari suku HuiShi Jinqing (penguasa Palembang, akhir abad ke-15 Masehi) melaporkan kekejaman yang dilakukan oleh kepala suku bajak laut, dan meminta bantuan untuk membantu menyingkirkan Chen Zuyi.
Namun, memaksa kapal yang lewat untuk membayar bea merupakan elemen keuangan penting dari pemerintahan negara Asia Tenggara, dan Chen Zuyi disarankan hanya melakukan hal yang sama untuk kota pelabuhan, Palembang. 
Selain itu, dalam 'Haiquo Quangji' karya Shen Moushang menyatakan bahwa saat Chen Zuyi berencana menyerang Cheng Ho, Shi Jinqing diam-diam melaporkan rencana Chen kepada Cheng Ho.
Pada 1407 Masehi, saat dalam perjalanan pulang pada pelayaran khazanah Ming pertama, Cheng Ho dan para rekannya bertikai dengan Chen Zuyi dan armada pembajaknya dalam pertempuran di Palembang.
Armada khazanah mengalahkan armada pembajak Chen dalam pertempuran.
Pada konfrontasi tersebut, 5000 pembajak tewas, sepuluh kapal pembajak hancur, dan tujuh kapal pembajak direbut.
Mingshi mencatat bahwa Cheng Ho awalnya dikirim ke Palembang untuk menegosiasikan pasifikasi Chen Zuyi dan lainnya, namun juga menyatakan bahwa Chen dan lainnya berencana menyerang pasukan Ming.
Ming Shilu (1468-1644 M) mencatat bahwa Chen Zuyi berniat untuk menghindari dan menarik diri dari pertikaian aktif dengan armada khazanah.
Dreyer (2007) mengkarakterisasikan catatan Chen Zuyi dalam Mingshi sebagai upaya menghindari penggambarannya sebagai pembajak jahat dan sehingga menyelaraskannya dengan para pedagang Tionghoa di Palembang yang dikirimkan.
Armada tersebut membawa tiga tahanan, termasuk Chen Zuyi, pulang ke ibu kota Tiongkok Nanjing untuk dipancung.
Pada 2 Oktober 1407, Chen Zuyi dan para letnannya dieksekusi.
Pada 29 Oktober 1407 Masehi, Kaisar Yongle (1360-1424 M) dari Ming mengeluarkan perintah untuk memberikan penghargaan kepada para perwira dan anggota kru lainnya yang bertempur melawan armada pembajak Chen Zuyi di Palembang.
Istana Ming melantik Shi Jinqing sebagai Petinggi Pasifikasi Palembang, sehingga menghimpun sebuah aliansi di Palembang dan mengamankan akses menuju pelabuhan penting tersebut.


-------------------------
Ditulis ulang
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar