Pelabuhan Rum, Tidore, Maluku Utara (tercatat sekitar abad 16 Masehi)

Pada awal abad ke–13 Masehi, berdiri Kadato(istana) Sela Waring (Pelepah beringin) di Rum. Saat ini Rum adalah nama sebuah kelurahan di Kecamatan Tidore Utara. 
Bangunannya terbuat dari bambu dan beratapkan ilalang, bentuk dan bahannya tidak beda jauh dengan kadato-kadato sebelumnya. 
Setelah Sultan Mansur naik tahta sekitar abad 16 Masehi, Kadato Sela Waring diperbaiki dan difungsikan sebagai pusat pemerintahan kerajaan Tidore (1081–1950 M).
Kota Rum ini sudah terkenal sejak zaman penjajahan dahulu karena cengkih dan pala. Bangsa Eropa pertama yang menginjakkan kakinya di Tidore adalah pelaut dari Spanyol yang sampai ke Tidore tahun 1512 Masehi", demikian keterangan dari website resmi Pemkot Tidore Kepulauan.
"Ketika Sultan Mansur naik tahta tahun 1512 M, ia memindahkan pusat kerajaan dengan mendirikan perkampungan baru di Rum Tidore Utara. Posisi ibukota baru ini berdekatan dengan Ternate, dan diapit oleh Tanjung Mafugogo dan pulau Maitara. Dengan keadaan laut yang indah dan tenang, lokasi ibukota baru ini cepat berkembang dan menjadi pelabuhan yang ramai".
Dalam bukunya Adnan Amal yang mengambil referensi dari arsip Belanda (Valentijn-Keyzer), dikisahkan bahwa ‘Kerajaan Tidore pada mulanya terletak di pegunungan Batu Cina, sebelah selatan Dodinga’. Kapan berdiri dan siapa raja yang pertama serta kepindahan ke Tidore, Valentijn tidak membeberkan secara pasti. Dalam catatan Sejarah Kesultanan Tidore tidak disinggung sama sekali Dodinga sebagai pusat kesultanan Tidore. Dalam Catatan Kesultanan Tidore menyebutkan berdirinya Kerajaan Tidore terhitung sejak Jou Kolano Sah Jati naik tahta pada tanggal 12 Rabiul Awal 502 H/1108 M. Tidak disebutkan di lokasi mana pusat pemerintahannya dikendalikan.
Valentijn juga menjelaskan dua kolano (sebutan Raja/Sultan) yang bertahta di Tidore pada paruh pertama abad ke-14: pertama adalah Nuruddin (1334 Masehi), dan kedua adalah Hasan Syah (1373 Masehi). Kedua kolano ini belum menggunakan gelar sultan, sekalipun dapat dipastikan bahwa agama islam telah masuk ke dalam lingkungan kerajaan Tidore. 
Baru pada raja ke-4, Jou kolano Bunga Mabunga Balibunga (Raja Bali Bunga) membangun pemukiman di sebuah tempat yang diberi nama Balibunga. 
Ada yang menyebutkan Balibunga berada di Utara Tidore (Kelurahan Rum sekarang). Ada pula menyebut di daerah pedalaman Tidore Selatan.



---------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar