Prasasti Cane (943 Syaka atau 1021 Masehi): Kerajaan Kahuripan (1019–1045 M)

Prasasti batu ini ditulis dalam aksara Jawa kuno, dan berangka tahun 943 Syaka atau 1021 Masehi. 
Prasasti ini diyakini dan diduga kuat berasal dari Dusun Cane, Desa Candisari, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan.
Prasasti ini merupakan piagam hadiah dari Raja Airlangga kepada penduduk kota Cane, yang sebelumnya mengajukan permohonan agar mereka diberi pegangan prasasti berisi perintah raja yang dibubuhi tanda kerajaan garudamukha. 
Prasasti ini dikeluarkan oleh raja Airlangga yang bergelar abhiseka 'Çri Mahãrãja Rakai Halu Çri Lokeçwara Dharmmawamça Airlangga Anãntawikramottunggadewa', dengan 'Çrĩ Sanggrãmawijaya Dharmmaprasãdottunggadewi', anak perempuan Airlangga dengan permaisuri, yang menjabat sebagai Rakryãn Mahãmantrĩ i Hino untuk pertama kalinya.
Prasasti Cane merupakan prasasti pertama pada masa pemerintahan raja Airlangga, jika dilihat pada bagian Sambandha-nya atau bagian alasan prasasti tersebut dikeluarkan oleh raja, karena prasasti Cane masuk pada fase konsolidasi. Fase dimana pemberian status sima pada Desa Cane dikarenakan rasa simpati raja kepada penduduk Desa Cane yang berjuang di garis depan dengan menjadikan desanya sebagai benteng pertahanan.
Didalam Prasasti Cane menyebut lokasi penting, yakni kutaraja Airlangga, yang merujuk pada Wwatan Mas. Berikut cuplikan alih aksara: 
"..Çrĩ Mahãrãja ri maniratna singhasana makadatwan ri wwatan mas...",
Yang berarti, dalam alih bahasa:
"..Sri Maharaja di singgasana permata berkedaton/berkeraton di Wwatan Mas..".
Selain itu, prasasti Cane juga menyebut adanya bangsa asing yang dikenai pajak (wārggā kilalān). Berikut alih aksara:
"..i kanaŋ wārggā kilalān kliŋ āryyā sińhala paņdikira dravida campa kmir rĕmĕn..".
Yang berarti, dalam alih bahasa:
"..adalah wargga kilalan (warga yang dikenai pajak khusus) yaitu klin (keling) aryya (arya) sinhala (Srilangka) pandikira (Pandikira dari India) drawida (salah satu suku dari India) campa (Vietnam) kmir (Khmer) remen (atau Mon adalah salah satu suku dari Burma)...". 
Adanya penyebutan bangsa asing di prasasti Cane, menunjukkan bahwa masyarakat Cane pada masa itu telah menjalin hubungan (ekonomi, sosial, budaya) dengan bangsa dari Asia Selatan maupun Asia Tenggara. 
Prasasti dibuat di atas lapik berupa padma.
Saat ini prasasti disimpan di Museum nasional dengan no inventaris D.25.


---------------------------
Ditulis dan disadur
Oleh: Bhre Polo
Sumber:

Komentar