Prasasti Padlegan II merupakan salah satu koleksi Museum Wajakensis. Prasasti ini masih terbaca meski ada sebagian yang sudah aus.
Prasasti Padlegan II bertarikh 1081 Syaka/ 1159 M. Prasasti Padlegan II belum banyak dikaji, terutama para sejarawan Tulungagung. Padahal, prasasti ini merupakan prasasti yang cukup penting bagi sejarah Tulungagung.
Prasasti Padlegan II, 1081 Syaka/1159 Masehi, dikeluarkan oleh maharaja Kadiri, Sri Sarweswara (1159-1161 M), dengan gelar abhisekanya adalah Sri Maharaja Rakai Sirikan Sri Sarweswara Janardanawatara Wijaya Agrajasama Singhadani Waryawirya Parakrama Digjaya Uttunggadewa.
Prasasti tersebut berisi tentang anugerah tambahan atau Pamuwuh dari Sri Sarweswara kepada penduduk Padlegan.
Perlu diketahui, Jauh sebelumnya, daerah Padlegan sudah ditetapkan sebagai desa Sima yang memiliki beberapa hak istimewa di kerajaan Panjalu-Kadiri. Pada tahun 1038 Syaka/1116 Masehi, daerah Padlegan pernah mendapat anugerah dari seorang maharaja Panjalu-Kadiri yaitu Sri Bameswara (1112-1135 M), yang dikenal sebagai Prasasti Padlegan I. Sedang yang dikeluarkan maharaja Sri Sarwesswara (1159-1161 M) dikenal sebagai Prasasti Padlegan II.
Pada waktu penemuan di jaman kolonial Belanda, Prasasti Padlegan II dilaporkan berada di desa Pinggirsari distrik Tulungagung. Sekarang desa Pinggirsari berada di kecamatan Ngantru, Tulungagung. Karena itu, Prasasti Padlegan II sangat berkaitan dengan sejarah lokal Tulungagung, serta dapat menjadi bahan untuk memperkaya kesejarahan kota Tulungagung.
Dalam Prasasti Padlegan II menyebutkan nama-nama daerah sama, dengan yang tercantum dalam Prasasti Padlegan I.
Ditulis dan disadur
Oleh: Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar