1. Pengertian
Kenozoikum, Senozoikum, atau Neozoikum (bahasa Yunani: καινός, kainos, "baru", dan ζωή, zoe, "kehidupan", atau berarti "kehidupan baru") adalah era terakhir dari tiga era klasik geologi.
Era ini berlangsung selama 65,5 MA(mega annum)/ juta tahun hingga saat ini, setelah peristiwa kepunahan massal Kapur-Tersier pada akhir periode Kapur yang menandai punahnya dinosaurus tanpa bulu dan berakhirnya era Mesozoikum.
2. Pembagian
a. Paleogen
1) Paleosen (65-55 MA)
Paleosen, adalah kala yang berlangsung antara 65,5 ± 0,3 hingga 55,8 ± 0,2 juta tahun yang lalu. Paleosen merupakan kala pertama dari periode Paleogen di era modern Kenozoikum.
"Paleosen" berasal dari bahasa Yunani yaitu merujuk kepada fauna "(lebih) tua" (παλαιός, palaios) dan "baru" (καινός, kainos) yang muncul pada kala ini, sebelum munculnya mamalia modern pada kala Eosen.
Seperti halnya skala waktu geologi lainnya, stratum yang menunjukkan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu pasti akhirnya tidak terlalu jelas.
Paleosen dimulai langsung setelah kepunahan massal pada akhir periode Kapur yang dikenal dengan nama batas K-T (Kapur - Tersier), yang menandai punahnya dinosaurus. Kepunahan ini menyebabkan timbulnya kekosongan niche ekologi di bumi dan karenanya namanya diberikan.
2) Eosen (55-33 MA)
Eosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung 55,8 ± 0,2 hingga 33,9 ± 0,1 juta tahun yang lalu yang merupakan kala kedua pada periode Paleogen di era Kenozoikum. Kala ini berlangsung mulai akhir kala Paleosen hingga awal Oligosen.
Nama "Eosen" berasal dari bahasa Yunani eos (fajar) and ceno (baru) dan merujuk pada "kebangkitan" mamalia modern ("baru") yang muncul pada kala ini.
Awal Eosen ditandai dengan kemunculan mamalia modern pertama. Akhir Eosen adalah suatu kepunahan massal yang disebut Grande Coupure, yang mungkin berhubungan dengan satu atau lebih bolide (meteor besar) yang ditemukan di Siberia dan Chesapeake Bay. Seperti halnya periode geologi lain, stratum yang menentukan awal dan akhir kala ini terdefinisi dengan jelas, walaupun waktu tepatnya kurang dapat dipastikan.
3) Oligosen (34-23 MA)
Oligosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung dari sekitar 34 hingga 23 juta tahun yang lalu.
Seperti periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan periode ini terdefinisi dengan jelas, tetapi waktu awal dan akhirnya agak kurang dapat dipastikan.
Namanya berasal dari bahasa Yunani oligos ("beberapa") dan ceno ("baru"), dan merujuk pada sedikitnya penambahan mamalia modern setelah peledakan evolusi pada kala Eosen. Oligosen melanjutkan kala Eosen dan diikuti oleh Miosen dan merupakan kala ketiga dan terakhir pada periode Paleogen.
Awal Oligosen ditandai dengan kepunahan massal yang mungkin berhubungan dengan tumbukan objek luar angkasa yang ditemukan di Siberia dan dekat Chesapeake Bay.
Batas antara Oligosen dan Miosen tidak dapat ditentukan secara mudah dengan suatu peristiwa, melainkan merupakan batas yang semu antara Oligosen yang lebih hangat dengan Miosen yang relatif lebih dingin.
Oligosen sering dianggap merupakan masa transisi yang penting, suatu penghubung antara, "[the] archaic world of the tropical Eocene and the more modern-looking ecosystems of the Miocene. (Haines)"
b. Neogen
Terbagi menjadi beberapa kala, yaitu:
1) Miosen (23-5 MA)
Miosen adalah suatu kala pada skala waktu geologi yang berlangsung antara 23,03 hingga 5,332 juta tahun yang lalu.
Seperti halnya periode geologi yang lebih tua lainnya, lapisan batuan yang membedakan awal dan akhir kala ini dapat teridentifikasi, tetapi waktu tepat awal dan akhirnya tidak dapat terlalu dipastikan.
Miosen dinamai oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani μείων (meioon, "kurang") dan καινός (kainos, "baru") dan kurang lebih merujuk pada "kurang baru" karena hanya memiliki 18% (kurang dari Pliosen) invertebrata laut modern.
Miosen mengikuti Oligosen dan diikuti oleh Pliosen dan merupakan kala pertama pada periode Neogen.
2) Pliosen (5-1 MA)
Pliosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung 5,332 hingga 1,806 juta tahun yang lalu.
Kala ini merupakan kala kedua pada periode Neogen di era Senozoikum. Pliosen berlangsung setelah Miosen dan diikuti oleh kala Pleistosen.
Namanya diberikan oleh Sir Charles Lyell dan berasal dari kata bahasa Yunani πλεῖον (pleion, "lebih") dan καινός (kainos, "baru") dan kurang lebih berarti "kelanjutan dari sekarang", merujuk pada fauna laut moluska yang relatif modern yang hidup pada zaman ini.
Seperti periode geologi lain yang lebih tua, stratum geologi yang menentukan awal dan akhir teridentifikasi, tetapi waktu pasti awal dan akhir kala ini agak tak pasti. Batas yang menentukan kemunculan Pliosen tidak ditentukan oleh suatu peristiwa tertentu melainkan hanya berupa batas semu antara Miosen yang lebih hangat dan Pliosen yang relatif lebih sejuk.
Batas akhir awalnya ditentukan pada awal glasiasi Pleistosen, tetapi belakangan dianggap terlalu lama. Banyak geologis berpendapat bahwa pembagian yang lebih luas antara Paleogen dan Neogen lebih berguna.
Narciso Benítez, seorang astronom dari Universitas Johns Hopkins, dan timnya mengajukan teori bahwa suatu supernova mungkin merupakan penyebab kepunahan hewan laut yang menandai batas Pliosen-Pleistosen, dengan menyebabkan kerusakan yang cukup parah pada lapisan ozon.
3) Pleistosen (2,5-0,11 MA)
Pleistosen adalah suatu kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung antara 2.588.000 hingga 11.500 tahun yang lalu. Namanya berasal dari bahasa Yunani πλεῖστος (plestos, "paling") dan καινός (kainos, "baru"). Pleistosen mengikuti Pliosen dan diikuti oleh Holosen dan merupakan kala ketiga pada periode Neogen.
Akhir Pleistosen berhubungan dengan akhir Zaman Paleolitikum yang dikenal dalam arkeologi.
Pleistosen dibagi menjadi Pleistosen Awal, Pleistosen Tengah, dan Pleistosen Akhir, dan beberapa tahap fauna.
Plestosen awalnya dikenal dengan diluvium, yakni formasi sekarang (holosen atau aluvium); bermula dari 1.750.000 tahun lalu dan berakhir sampai 10000 tahun lalu. kala pertama dalam zaman kuarter, di bawah satuan waktu geologi ini terdapat kala pliosen, dan diatasnya kala holosen.
Pada kala plestosen bumi mengalami beberapa zaman es. Kala ini juga menyaksikan kelahiran homo sapiens yang pertama dan kepunahan berbagai jenis yang menjadi pendahulunya, seperti pithecanthropus erectus.
Di pulau Jawa, Sumatra, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, masa ini ditandai dengan kegiatan gunung berapi yang berlangsung hingga sekarang.
Dari masa ini juga dikenal hewan-hewan seperti megaloceros (rusa besar), coelodonta antiquitatis (badak berbulu wol), mammuthus primigenius (mamut), ursus spelaeus (beruang yang hidup dalam gua), smilodon (semacam kucing besar), rusa kutub, bison, dll.
4) Holosen (9560-9300 SM)
Holosen adalah kala dalam skala waktu geologi yang berlangsung mulai sekitar 10.000 tahun radiokarbon, atau kurang lebih 11.430 ± 130 tahun kalender yang lalu (antara 9560 hingga 9300 SM).
Holosen adalah kala keempat dan terakhir dari periode Neogen. Namanya berasal dari bahasa Yunani ὅλος ("holos") yang berarti keseluruhan dan καινή ("kai-ne") yang berarti baru atau terakhir. Kala ini kadang disebut juga sebagai "Kala Alluvium".
Pada kala holosen sebagian besar es di kutub sudah mulai lenyap sehingga permukaan air laut naik lagi. Tanah-tanah rendah di daerah paparan sunda dan paparan sahul tergenang air dan menjadi laut transgresi. Dengan demikian muncullah pulau-pulau di nusantara. Manusia purba lenyap dan muncullah manusia cerdas (Homo Sapiens) seperti manusia sekarang.
Holosen dapat dibagi lagi menjadi lima interval waktu, atau kronozona, berdasarkan fluktuasi iklim:
- Preboreal (10 ka–9 ka BP)
- Boreal (9 ka–8 ka BP),
- Atlantik (8 ka–5 ka BP),
- Subboreal (5 ka–2,5 ka BP) dan
- Subatlantik (2,5 ka BP–sekarang).
Catatan: "ka BP" berarti "seribu tahun sebelum sekarang", yaitu 1.000 tahun sebelum tahun 1950 (penanggalan karbon-14 yang tidak dikalibrasi)
Komentar
Posting Komentar