Sejarah diambil dalam bahasa Arab dari kata 'syajarah' yang berarti pohon. Arti pohon disini dimaksudkan sebagai pohon keluarga atau silsilah serta usul dari adanya sesuatu, dan perkembangan tentang peristiwa yang berkesinambungan.
Sedangkan dalam Bahasa Inggris dinamakan 'history', yang berasal dari bahasa Yunani dari kata 'historia' yang mengandung makna inkuiri, wawancara, serta interogasi atau laporan dari seorang saksi mata mengenai hasil-hasil suatu tindakan. Dari bahasa Yunani tersebut, istilah historia masuk ke bahasa-bahasa lain, terutama melalui perantaraan bahasa Latin.
KBBI mendefinisikan sejarah sebagai pengetahuan maupun uraian tentang sebuah peristiwa yang benar-benar terjadi di masa lampau.
2. Berdasarkan Ahli
Thomas Carlyle (1795-1881)
Sejarah adalah peristiwa di masa lampau, yang mempelajari biografi mereka yang terkenal sebagai penyelamat pada zamannya. Orang-orang besar tersebut adalah orang yang pernah dicatat sebagai peletak dasar sejarah.
Ibnu Kaldun (1332-1406)
Menurut, Ibnu Kaldun sejarah adalah catatan umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat manusia itu.
Moh. Yamin (1903-1962)
Pengertian sejarah menurut Moh. Yamin, sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan, dari beberapa peristiwa yang mampu dibuktikan dengan kenyataan (fakta).
Roeslan Abdulgani (1914-2005)
Menurutnya Roeslan Abdulgani, sejarah adalah ilmu yang diibaratkan dengan penglihatan tiga dimensi; pertama melalui penglihatan ke masa silam, kedua masa sekarang, dan ketiga ke masa yang akan datang. Dengan kata lain, penyelidikan di masa lampau tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan masa sekarang yang sedang dihadapi, dan juga tidak dapat dilepaskan dari perspektif masa depan.
Sartono Kartodirdjo (1921-2007)
Sartono Kartodirdjo adalah guru besar bidang sejarah UGM. Ia mempelopori penulisan sejarah dengan perspektif Indonesia. Sejarawan ini membagi pengertian sejarah dalam arti subjektif dan objektif.
Menurut Sartono Kartodirdjo, pengertian sejarah dalam arti subjektif adalah suatu kontruksi (bangunan) yang disusun oleh penulis sebagai suatu uraian cerita (kisah). Kisah tersebut merupakan suatu kesatuan dari rangkaian fakta-fakta yang saling berkaitan.
Adapun sejarah dalam arti objektif menurut Sartono Kartodirjo adalah peristiwa sejarah itu sendiri atau proses sejarah dalam aktualitasnya.
Dengan demikian, sejarah dalam arti objektif terkandung pengertian bahwa peristiwa sejarah tersebut hanya akan terjadi satu kali sehingga tidak berulang dan tidak dapat diulangi lagi.
Kuntowijoyo (1943-2005)
Kuntowijoyo adalah seorang budayawan, sastrawan, dan sejarawan. Pengertian sejarah menurut Kuntowijoyo adalah rekonstruksi atau membangun kembali peristiwa masa lalu untuk dikontekstualisasikan ke dalam kehidupan kekinian dan masa datang.
Kuntowijoyo pun menyebutkan sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis, ideografis, unik, dan empiris.
Sulaiman Hasan dan Anik Irawati dalam modul Sejarah Kemdikbud, menuliskan bahwa dalam perkembangannya, konsep sejarah kini mendapat suatu pengertian baru. Hal itu terjadi setelah adanya percampuran penulisan kronikel ketat secara kronologis, dan narasi-narasi yang bebas yang dapat dilihat pada abad pertengahan, dikenalnya biografi yang disebut juga vitae.
Dikenalnya istilah tersebut, khususnya pada biografi orang besar, menyebabkan Thomas Carlyle (1841) seorang sejarawan dari Inggris mengatakan bahwa sejarah sebagai 'riwayat hidup orang-orang besar atau pahlawan' semata. Tanpa adanya mereka, maka tidak ada sejarah.
Namun, lingkup sejarah tidak hanya untuk individu tertentu (orang-orang besar), saja seperti Julius Caesar, Napoleon, Soekarno, dan lain-lain. Sejarah juga di dalamnya membahas kelompok masyarakat yakni semua manusia.
Herodotus yang merupakan ahli sejarah dunia berkebangsaan Yunani, sekaligus bapak sejarah dunia (The Father of History) menyatakan bahwa sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan tujuan yang pasti, melainkan bergerak seperti garis lingkaran dengan tingkatan tinggi rendahnya terganti oleh keadaan manusianya.
3. Manfaat
Beberapa manfaat belajar sejarah, di antaranya:
- Memahami perilaku manusia dan nilai-nilai suatu masyarakat
- Memberikan pemahaman bahwa nilai-nilai orang di masa lalu mungkin berbeda dengan saat ini
- Memberikan kesadaran waktu
- Memberikan keteladanan
- Memperkokoh identitas bangsa
- Menanamkan rasa nasionalisme
- Sumber inspirasi
- Sarana rekreasi
Oleh:.
Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar