Peradaban Mesopotamia (Sekitar 10.000 SM-700 M) | Peradaban Awal Dunia


A. Pendahuluan
Mesopotamia adalah tempat perkembangan terawal dari Revolusi Neolitikum sejak sekitar tahun 10.000 SM. Mesopotamia merujuk pada sebuah wilayah historis di Asia Barat yang terletak pada daerah sistem dua sungai besar, yaitu Efrat dan Tigris, di bagian utara Bulan Sabit Subur. Pada saat ini daerah ini menjadi bagian Republik Irak, atau dalam pengertian yang lebih luas juga mencakup beberapa bagian yang sekarang menjadi wilayah Iran, Kuwait, Suriah, dan Turki.
Kawasan ini telah diidentifikasi sebagai tempat yang "menginspirasi beberapa perkembangan terpenting dalam sejarah manusia, termasuk penemuan roda, perkebunan tanaman sereal pertama, dan pengembangan aksara kursif, matematika, astronomi, dan agrikultur.”
Daerah ini dikenal sebagai tempat lahirnya beberapa peradaban manusia paling awal di dunia. Beberapa yakni peradaban Sumeria, Akkadia, Assiria dan Babilonia.

B. Pengertian
Nama Mesopotamia sudah digunakan oleh para penulis Yunani dan Latin kuno, seperti Polybius (abad 2 SM) dan Strabo (60 SM-20 M).
Toponimi daerah Mesopotamia berasal dari akar kata Yunani Kuno mesos (μέσος) yang berarti "tengah" dan potamos (ποταμός) yang berarti "sungai" dan secara harfiah berartii, negeri di antara sungai-sungai".
Toponimi ini digunakan dalam Septuaginta yang berbahasa Yunani (250 SM) sebagai terjemahan dari padanannya dalam bahasa Ibrani yaitu "Naharaim".
Toponimi ini bahkan sudah lebih awal digunakan oleh bangsa Yunani sebagaimana yang dibuktikan dengan Anabasis Alexandri, yang ditulis pada akhir abad ke-2 Masehi, namun secara khusus mengacu pada sumber-sumber dari zaman Alexander Agung.
Dalam Anabasis, Mesopotamia digunakan untuk menyebut wilayah yang membentang di timur Sungai Efrat di utara Suriah. Istilah Aram biritum / birit Narim berhubungan dengan konsep geografis serupa. Kemudian, istilah Mesopotamia itu lebih umum diterapkan untuk semua tanah antara sungai Efrat dan Tigris, sehingga menggabungkan tidak hanya bagian dari Suriah tetapi juga hampir semua Irak dan Turki tenggara. Dataran stepa di sebelah barat sungai Efrat dan bagian barat Pegunungan Zagros juga sering termasuk dalam istilah yang lebih luas Mesopotamia.
Perbedaan lebih lanjut biasanya dibuat antara atas atau Utara Mesopotamia dan dataran yang rendah atau Selatan Mesopotamia. Mesopotamia utara juga dikenal sebagai Jezirah, adalah daerah antara Efrat dan Tigris sampai ke Baghdad. Mesopotamia selatan terdiri dari Irak selatan, Kuwait, dan Iran bagian barat.
Dalam penggunaan akademis modern, istilah Mesopotamia juga memiliki konotasi kronologis. Sering kali digunakan untuk merujuk daerah ini sampai dengan masa Penaklukan Muslim. Nama-nama seperti Suriah, Jezirah, dan Irak digunakan untuk menggambarkan wilayah tersebut setelah masa ini.

C. Pemerintahan & Produk Hukum
Diperkirakan, periode Mesopotamia ini merupakan awal munculnya sistem Monarki dan Teokrasi di dunia, yang hari ini kita kenal sebagai Monarki Absolut, yaitu seorang Raja yang memerintah dengan dukungan agama dan dipandang sebagai keturunan dari dewa. Seorang Raja bertanggung jawab atas segala aspek kehidupan, seperti ekonomi, hukum, keamanan, dan keagamaan. Suatu Kerajaan berkembang di Mesopotamia dalam memilih Raja nya dengan konsep “lugal” ("orang kuat"), atau kepala klan, yang telah diangkat ke posisi itu melalui kepemimpinan yang efektif dan keterampilan militer.
Monarki tertua di dunia diperkirakan adalah Kekaisaran Akkadia yang didirikan oleh Raja Sargon, yang berkuasa mulai 2334–2279 SM.
Selain memperkenalkan Monarki Absolut, peradaban Mesopotamia kuno juga memperkenalkan Monarki konstitusional tertua, yang berasal dari bangsa Het yang berkuasa sekitar tahun 1750-1180 SM, yaitu sebuah bangsa Anatolia kuno yang hidup pada Zaman Perunggu. Seorang Raja Het harus berbagi kekuasaannya dengan majelis yang disebut “Panku”, yang setara dengan majelis permusyawaratan atau badan legislatif modern.
Selain itu, Peradaban Mesopotami ini juga telah mengenal hukum kuno yang digunakan untuk mengatur Pemerintahannya, yang akan diuraikan sebagaiman berikut: 
1. Hukum Ur-Nammu adalah kitab undang-undang tertua yang masih ada di dunia. Kitab ini berasal dari Mesopotamia dan ditulis pada lempengan batu sekitar tahun 2100–2050 SM. Kitab Ur-Nammu ditulis pada masa yang sekarang dikenal sebagai "Renaisans Sumeria" atau Dinasti Ketiga Ur. Ciri-ciri Hukum Ur-Nammu:
a. Ditulis dalam bahasa Sumeria dengan aksara paku;
b. Berisi pernyataan-pernyataan kuat tentang kekuasaan kerajaan;
c. Mengakui kesetaraan semua rakyat tanpa memandang status sosial;
d. Melembagakan denda kompensasi moneter untuk kerusakan fisik;
e. Menggunakan pola kalimat bersyarat jika-ini-lalu-itu;
Beberapa contoh hukum dalam Kitab Ur-Nammu :
a. Pembunuhan, perampokan, dan penculikan diancam hukuman mati atau penjara;
b. Budak yang menikahi budak lain, dan budak itu dimerdekakan, tidak boleh meninggalkan rumah tangga itu;
c. Memukul mata orang lain dikenakan denda setengah mina perak;
d. Memukul gigi dikenakan denda dua shekel;
2. Hukum Hammurabi/Codex Hammurabi
Hukum Hammurabi, atau dikenal juga dengan Codex Hammurabi adalah kitab undang-undang yang berisi 282 peraturan hukum yang ditulis pada batu. Sesuai dengan sebutannya, Hukum ini disusun oleh Raja Hammurabi (1810– 1750 SM) dari Babilonia.
Pada tahun 1901, seorang arkeolog asal Swiss, Gustave Jéquier, menemukannya di situs prasejarah Susa, Khuzestan, Iran, dan saat ini menjadi koleksi Museum Louvre di Paris. Ciri-ciri Codex Hammurabi:
a. Ditulis dalam bahasa Akkadia;
b. Terukir pada batu besar setinggi hampir delapan kaki;
c. Termasuk salah satu prasasti hukum tertua di dunia;
d. Mengatur kehidupan bermasyarakat dan pemerintahan;
e. Mengatur hubungan keluarga, perdagangan, perbudakan, pencurian, dan ganti rugi kerusakan;
f. Memberikan hukuman keras, seperti pencabutan lidah, tangan, payudara, mata, atau telinga, hingga hukuman mati;
Pentingnya Codex Hammurabi:
a. Menjadi tonggak sejarah karena untuk pertama kalinya hukum dipublikasikan dan diatur secara sistematis;
b. Menjadi perintis sistem-sistem hukum yang menjadi langkah awal hukum modern;
Beberapa contoh hukum dalam Codex Hammurabi, diantaranya adalah:
a. Seorang yang gagal memperbaiki saluran airnya akan diminta untuk membayar kerugian tetangga yang ladangnya kebanjiran;
b. Pemuka agama wanita dapat dibakar hidup-hidup jika masuk rumah panggung (umum) tanpa permisi;
c. Seorang janda dapat mewarisi sebagian dari harta suaminya yang sama besar dengan bagian yang diwarisi oleh anak laki-lakinya;
d. Seorang dukun yang pasiennya meninggal ketika sedang dioperasi dapat kehilangan tangannya (dipotong);
e. Seseorang yang berhutang dapat bebas dari hutangnya dengan memberikan istri atau anaknya kepada orang yang menghutanginya untuk selang waktu tiga tahun;

D. Perekonomian dan Perdagangan

Pertanian di Mesopotamia kuno merupakan salah satu yang paling melimpah di dunia kuno. Peradaban Mesopotamia berkembang di lembah Sungai Eufrat dan Tigris, yang sekarang menjadi Irak dan Suriah.
Orang-orang yang mula-mula menempati tanah subur di Mesopotamia mempergunakan peralatan luku kayu untuk menggemburkan tanah sebelum ditanami jelai, bawang, anggur, lobak, maupun apel. Penduduk Mesopotamia terbilang di antara orang-orang pertama yang membuat bir dan tuak anggur.
Sistem irigasi di Mesopotamia:
· Masyarakat Mesopotamia mengembangkan pertanian irigasi
· Mereka mengeringkan lahan rawa dan membangun kanal melalui daerah kering
· Mereka menciptakan sistem irigasi yang efisien untuk mengendalikan aliran air
Tanaman yang dibudidayakan:
· Gandum, jelai, millet, dan emmer
· Kacang-kacangan
· Pohon kurma di selatan
· Anggur di utara
Selain pertanian dan peternakan terpadu, perekonomian periode Mesopotamia didukung juga dengan Manufaktur dan produksi barang kerajinan yang merupakan bagian penting dari perekonomiannya.
Sejak permulaan sejarah Mesopotamia sampai dengan zaman Ur III, kuil-kuil menguasai sampai dengan sepertiga dari seluruh lahan yang ada, namun jumlah itu menurun dari waktu ke waktu seiring peningkatan kepemilikan tanah oleh pihak istana dan orang-orang pribadi.
Ensi adalah kata yang digunakan sebagai sebutan bagi orang yang bertugas mengatur pekerjaan untuk segala macam usaha pertanian di lahan-lahan milik kuil. Rakyat jelata diketahui sebagai golongan yang paling sering bekerja di bidang pertanian sebagai petani penggarap, khususnya di lahan-lahan milik kuil atau istana.
Selain itu, Kuil-kuil Sumeria berfungsi sebagai Bank dan mengembangkan sistem pinjaman dan kredit skala besar pertama, tetapi bangsa Babilonia yang mengembangkan sistem perbankan dagang yang pertama. Perekonomian Mesopotamia dalam satu dan lain hal dapat dibandingkan dengan ilmu ekonomi pasca-Keynes, tetapi dengan suatu pendekatan yang cenderung "apa saja boleh".
Dalam perdagangan awal pada masa Mesopotamia diperkenalkan sistem Barter. Sistem ini memfasilitasi pertukaran barang dan jasa saat manusia belum menemukan uang. Sejarah barter dapat ditelusuri kembali hingga tahun 6000 SM.
Setelah itu, alat tukar perdagangan memperkenalkan Jelai (sejenis padi), yang digunakan sebagai alat tukar universal pada masa awal peradaban Mesopotamia, yaitu sekitar tahun 3.000 SM.
Kemudian, Sekitar abad ke-3 sebelum masehi juga, masyarakat Mesopotamia mulai menggunakan logam, seperti tembaga dan perak, sebagai alat tukar. Perlu diketahui bahwa Cincin perak digunakan oleh orang kaya untuk melakukan pembelian besar. Cincin ini bernilai antara 1 dan 60 shekel.

E. Hasil Budaya 
1. Bahasa dan Tulisan
Bahasa pertama yang ditulis di Mesopotamia adalah bahasa Sumeria, bahasa terisolasi yang bersifat aglutinatif. Selain bahasa Sumeria, bahasa Semit juga digunakan di Mesopotamia awal. Bahasa Subartuan, bahasa Zagros yang mungkin terkait dengan rumpun bahasa Hurro-Urartuan, dibuktikan dengan nama pribadi, sungai, dan gunung, serta berbagai kerajinan. Bahasa Akkadia menjadi bahasa yang dominan selama Kekaisaran Akkadia dan kekaisaran Asiria, tetapi bahasa Sumeria dipertahankan untuk keperluan administratif, keagamaan, sastra, dan ilmiah.
Berbagai variasi bahasa Akkadia digunakan hingga akhir periode Neo-Babilonia. Bahasa Aram Kuno, yang telah menjadi umum di Mesopotamia, kemudian menjadi bahasa administrasi provinsi resmi Kekaisaran Neo-Asiria, dan kemudian Kekaisaran Akhemeniyah: lek resminya disebut Bahasa Aram Kekaisaran. Bahasa Akkadia tidak lagi digunakan, tetapi bahasa itu dan bahasa Sumeria masih digunakan di kuil-kuil selama beberapa abad. Teks Akkadia terakhir berasal dari akhir abad ke-1 Masehi.
Bangsa Sumeria, salah satu bangsa pertama yang mendiami Mesopotamia, dikenal sebagai penemu tulisan paku (cuneiform) sekitar tahun 3000 SM. Tulisan ini, yang menggunakan simbol piktograf, memungkinkan pencatatan sejarah, hukum, dan literatur. 
Pada awal sejarah Mesopotamia, sekitar pertengahan milenium ke-4 SM, aksara paku diciptakan untuk bahasa Sumeria. Aksara paku secara harfiah berarti "berbentuk baji", karena ujung pena berbentuk segitiga digunakan untuk membuat tanda pada tanah liat basah. Bentuk standar setiap tanda paku tampaknya dikembangkan dari piktogram. Teks paling awal, 7 tablet kuno, berasal dari É, kuil yang didedikasikan untuk dewi Inanna di Uruk, dari bangunan yang diberi label Kuil C oleh para penggalinya.
Sistem logografi awal aksara paku membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dikuasai. Dengan demikian, hanya sejumlah kecil orang yang dipekerjakan sebagai juru tulis untuk dilatih dalam penggunaannya. Baru setelah penggunaan aksara suku kata secara luas diadopsi di bawah pemerintahan Sargon, sebagian besar penduduk Mesopotamia menjadi melek huruf. Arsip teks yang sangat banyak ditemukan dari konteks arkeologi sekolah-sekolah juru tulis Babilonia Kuno, yang melaluinya literasi disebarkan. Bahasa Akkadia secara bertahap menggantikan bahasa Sumeria sebagai bahasa lisan Mesopotamia sekitar pergantian milenium ke-3 dan ke-2 SM. Penanggalan pastinya masih menjadi bahan perdebatan. Bahasa Sumeria terus digunakan sebagai bahasa suci, seremonial, sastra, dan ilmiah di Mesopotamia hingga abad ke-1 Masehi.
2. Arsitektur
Bangsa Mesopotamia juga dikenal dengan seni dan arsitekturnya, seperti pembuatan batu bata dari tanah liat, yang memungkinkan pembangunan bangunan besar seperti ziggurat dan kota-kota.
  • Ziggurat: Bangunan monumental berbentuk piramida berundak yang berfungsi sebagai kuil atau tempat pemujaan dewa-dewa. Ziggurat menjadi simbol penting dalam arsitektur dan agama Mesopotamia.
  • Taman Gantung Babilonia: Salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, taman gantung Babilonia diperkirakan sebagai taman yang dibangun di kota Babilonia, dengan berbagai jenis tumbuhan dan tanaman yang indah.
3. Produksi Tembikar Massal
Bangsa Sumeria juga memiliki kemampuan untuk memproduksi tembikar dalam jumlah besar dan menyatukannya menjadi bangunan yang besar.
4. Teknologi
  • Penemuan Roda: Bangsa Sumeria di Mesopotamia juga dikenal sebagai penemu roda, yang terbuat dari kayu, yang menjadi dasar bagi perkembangan transportasi dan teknologi lainnya.
  • Perkembangan Matematika dan Astronomi: Bangsa Mesopotamia mengembangkan sistem matematika berbasis 60 (sistem seksagesimal), yang masih digunakan dalam pengukuran waktu dan sudut hingga saat ini. Mereka juga membuat catatan astronomi yang cermat, termasuk perhitungan gerhana dan pergerakan planet.
F. Periodesasi Perkembangan Mesopotamia
Sejarah Mesopotamia diawali dengan tumbuhnya sebuah peradaban, yang diyakini sebagai pusat peradaban tertua di dunia, oleh Bangsa Sumeria, yang membangun beberapa kota kuno yang terkenal, yaitu Ur, Ereck, Kish, dll. Kehadiran seorang tokoh imperialistik dari bangsa lain yang juga mendiami kawasan Mesopotamia, yaitu bangsa Akkadia, dipimpin oleh Sargon Agung, ternyata melakukan sebuah penaklukan politis, tetapi tidak hanya penaklukan kultural, bahkan dalam berbagai hal, budaya Sumeria dan Akkadia berakulturasi, sehingga era kepemimpinan ini sering disebut Jilid Sumeria-Akkadia. Campur tangan Sumeria tidak dapat diremehkan begitu saja, pada saat Akkadia terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumeria yang mendukung Akkadia, sehingga mereka masih dapat berkuasa di "tanah antara dua sungai-sungai" itu.
Seperti halnya peradaban-peradaban lainnya, peradaban Mesopotamia terbagi atas beberapa periode, diantaranya adalah:
1. Prasejarah dan protosejarah
a. Pra-Tembikar Neolitik A (10.000–8.700 SM)
b. Pra-Tembikar Neolitik B (8.700–6.800 SM)
c. Jarmo (7.500–5.000 SM)
d. Hassuna (~6.000 SM)
e. Samarra (~5.700–4.900 SM)
f. Budaya Halaf (~6.000–5.300 SM)
g. Periode Ubaid (~6.500–4.000 SM)
h. Periode Uruk (~4.000–3.100 SM)
i. Periode Jemdet Nasr (~3.100–2.900 SM)[20]
2. Awal Zaman Perunggu
a. Awal Periode Dinasti (~2.900–2.350 SM)
b. Kekaisaran Akkadia (~2.350–2.100 SM)
c. Dinasti Ketiga Ur (2.112–2.004 SM)
3. Perunggu Pertengahan Usia
a. Periode Isin-Larsa (abad ke-19 hingga ke-18 SM)
b. Dinasti Babilonia pertama (abad ke-18 hingga ke-17 SM)
c. Letusan Minoa (sekitar tahun 1620 SM)
4. Akhir Zaman Perunggu
a. Periode Asiria Kuno (abad ke-16 hingga ke-11 SM)
b. Periode Asiria Pertengahan (sekitar tahun 1365–1076 SM)
c. Kassite di Babilonia, (sekitar tahun 1595–1155 SM)
d. Runtuhnya Akhir Zaman Perunggu (abad ke-12 hingga ke-11 SM)
5. Zaman Besi
a. Negara-negara Syro-Het (abad ke-11 hingga ke-7 SM)
b. Kekaisaran Neo-Asiria (911 SM – 612 SM)
c. Kekaisaran Neo-Babilonia (626 SM – 539 SM)
6. Kuno klasik
a. Jatuhnya Babilonia (539 SM)
b. Babilonia Akhemeniyah, Asiria Akhemeniyah (539 SM – 331 SM)
c. Mesopotamia Seleukia (abad ke-4 hingga ke-3 SM)
d. Babilonia Parthia (141 SM – 226 M)
e. Osroene (abad ke-2 SM hingga abad ke-3 M)
f. Adiabene (abad ke-1 hingga ke-2 M)
g. Hatra (abad ke-1 hingga ke-2 M)
h. Mesopotamia Romawi (abad ke-2 hingga ke-7 M), Asyur Romawi (abad ke-2 M)
7. Akhir Zaman Kuno
a. Asōristān (abad ke-3 hingga ke-7 M)
b. Penaklukan Muslim (pertengahan abad ke-7 M)

Komentar