Out of Yunnan Theory | Menyusuri Asal-usul Nenek Moyang Bangsa Indonesia

Teori Yunnan adalah teori yang menyatakan bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunnan, Tiongkok. Teori ini didasarkan pada kesamaan bahasa dan artefak yang ditemukan di Indonesia dengan Yunnan. 
Dasar teori Temuan teknologi, Persamaan bahasa, Penemuan kapak persegi dan kapak lonjong yang mirip dengan kapak di Asia Tengah. 
1. Administrasi
Secara administrasi, Yunnan adalah sebuah provinsi di sebelah barat daya, Republik Rakyat Tiongkok. Wilayahnya mencakup sekitar 394.000 kilometer persegi (152.000 mil persegi) dan memiliki jumlah populasi 45.700.000 (2009).
Ibu kota provinsi Yunnan adalah Kunming, yang berbatasan dengan Vietnam, Laos dan Myanmar.

2. Kependudukan
Yunnan adalah sebuah provinsi tempat tinggal suku-suku minoritas Tiongkok, 25 dari 56 suku-suku diakui di Tiongkok berdomisili di Yunnan. Suku utama yang tinggal di provinsi ini diantaranya adalah:
a. Suku Han - 67%
adalah sebuah kelompok etnik mayoritas di Tiongkok. Kelompok ini mendapat namanya dari dinasti Han dan telah mempunyai sejarah yang panjang sejak 2.200 tahun yang lalu. "Han" digunakan untuk menyebut bangsa Tiongkok sejak lama karena kejayaan dinasti Han tersebut, yang memerintah Tiongkok selama 400 tahun lebih, meletakkan banyak dasar bagi perkembangan kebudayaan, identitas kebangsaan dan nasionalisme, ekonomi dan politik.
b. Suku Yi - 11%
adalah kelompok etnis modern di Tiongkok, Vietnam, dan Thailand. Jumlahnya 8 juta jiwa menjadikan mereka sebagai etnis ketujuh terbesar dari 56 kelompok etnis minoritas yang secara resmi diakui oleh Republik Rakyat Tiongkok. Mereka tinggal terutama di daerah pedesaan Sichuan, Yunnan, Guizhou, dan Guangxi, biasanya di daerah pegunungan. Sementara itu, terdapat 3.300 etnis Lô Lô (statistik 1999) tinggal di Ha Giang, Cao Bang, Lao Cai dan provinsi di Vietnam timur laut.
c. Suku Bai - 3.6%
adalah sebuah nama marga Tionghoa yang umum, yang berarti "putih" dalam bahasa Tionghoa.
d. Suku Hani - 3.4%
adalah kelompok etnis yang berbicara bahasa Lolo di Tiongkok Selatan, Laos Utara dan Vietnam. Mereka termasuk salah satu dari 56 kelompok etnis yang diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok dan salah satu dari 54 kelompok etnis Vietnam yang diakui secara resmi di Vietnam. Di Laos, Hani disebut Ho.
e. Suku Zhuang - 2.7%
adalah sebuah kelompok etnis yang sebagian besar tinggal di Daerah Otonomi Guangxi Zhuang di Tiongkok selatan. Beberapa juga tinggal di Yunnan, Guangdong, Guizhou dan provinsi Hunan. Mereka membentuk satu dari 56 kelompok etnis yang secara resmi diakui oleh Republik Rakyat Tiongkok. Populasi mereka, diperkirakan 18 juta orang, menempatkan mereka kedua setelah suku Han dan membuat Zhuang minoritas terbesar di Tiongkok.
f. Suku Dai - 2.7%
merujuk pada beberapa kelompok etnis yang berbicara dalam bahasa Tai yang tinggal di Prefektur Otonomi Xishuangbanna Dai dan Prefektur Otonomi Dehong Dai dan Jingpo, provinsi Yunnan, Tiongkok. Suku Dai merupakan salah satu dari 56 kelompok etnis yang diakui secara resmi oleh pemerintah Republik Rakyat Tiongkok. Jika diperluas, istilah ini dapat berlaku untuk kelompok di Laos, Vietnam, Thailand dan Myanmar ketika istilah Dai digunakan dalam arti khusus Tai Yai, Lue, Shan Tiongkok, Tai Dam, Tai Khao atau bahkan Suku Tai secara umum.
g. Suku Miao - 2.5%
adalah sebuah suku minoritas besar di Republik Rakyat Tiongkok. Suku Miao terutama tersebar di daerah selatan Guizhou, sebelah barat Guangxi dan Hainan. Suku ini juga tersebar di beberapa provinsi lainnya sebagai perantau. Di luar Tiongkok, suku Miao juga tinggal di Asia Tenggara seperti Laos dan Vietnam, juga di Eropa dan Amerika.
h. Suku Hui - 1.5%
adalah salah satu suku dari lima suku terbesar di Republik Rakyat Tiongkok. Suku ini memeluk agama Islam dan tersebar di hampir seluruh provinsi di Tiongkok, tetapi terkonsentrasi di Ningxia, Hainan, Gansu, Yunnan dan Qinghai. Ningxia sendiri adalah daerah otonomi bagi suku muslim Hui.

3.Temuan Arkeologi di Yunnan
a. Situs manusia kera Yuanmou
Situs manusia kera Yuanmou adalah situs arkeologi di Provinsi Yunnan, China barat daya yang dihuni manusia kera Yuanmou. Situs ini sudah ada sejak sekitar 1,7 juta tahun silam.
Temuan di situs anusia kera Yuanmou:
  • Manusia Kera Yuanmou merujuk pada subspesies dari Homo erectus yang menghuni Cekungan Yuanmou di Provinsi Yunnan , Tiongkok barat daya, sekitar 1,7 juta tahun yang lalu. Ini adalah bukti fosil pertama manusia di Tiongkok, meskipun mereka mungkin mencapai wilayah tersebut setidaknya 2 juta tahun yang lalu. 
  • Manusia Yuanmou hanya diketahui dari dua gigi seri pertama atas yang dianggap milik laki-laki, dan sebagian tibia dianggap milik perempuan. Betina mungkin memiliki tinggi sekitar 123,6–130,4 cm (4 kaki 1 inci – 4 kaki 3 inci) saat masih hidup. Sisa-sisa ini secara anatomi cukup mirip dengan Homo awal kontemporer di Afrika, yaitu Homo habilis dan Homo ergaster .
  • Pada tahun 1965, tim arkeolog China menemukan dua fosil gigi hominin;
  • Pada tahun 1973, ditemukan 16 perkakas batu, termasuk inti, serpihan, pencacah, peralatan runcing, dan pengikis sederhana;
  • Juga ditemukan abu tertinggal di bawah tanah, menunjukkan bahwa manusia kera Yuanmou dapat membuat perkakas dan kemungkinan juga menggunakan api
  • Kehidupan manusia kera Yuanmou; Mereka hidup berdampingan dengan chalicotheres, rusa, gajah Stegodon, badak, sapi, babi, dan hyena berwajah pendek raksasa;
  • Mereka mendiami lingkungan campuran yang terdiri dari padang rumput, semak belukar, rawa, dan hutan
b. Situs Hebosuo
Situs Hebosuo adalah situs arkeologi di Kota Kunming, Provinsi Yunnan, Tiongkok barat daya. Situs ini dibangun sekitar 5.000 tahun yang lalu. 
Temuan arkeologi di Situs Hebosuo, diantaranya adalah: 
  • Stempel Emas Dianwang, hadiah dari Kaisar Wu dari Dinasti Han kepada Raja Dian
  • Dokumen peradilan
  • Teks yang terkait dengan sistem administrasi, transportasi, dan hubungan etnis
  • Segel yang dibuat dari tanah liat
  • Potongan bambu dan kayu yang melestarikan identitas aksara fan pejabat setempat
Arti penting situs Hebosuo
  • Situs ini membantu para arkeolog membangun urutan budaya arkeologi Cekungan Dianchi 
  • Situs ini merupakan rumah bagi suku Dian kuno 
  • Penemuan di situs ini menambah bukti bagi proses bagaimana China menjadi negara yang bersatu dan multietnis 
  • Penemuan di situs ini menunjukkan kebijaksanaan Dinasti Han dalam merangkul dan mengelola berbagai budaya etnis 
4Hipotesis Peneliti
Pada awalnya, seorang sejarawan yang juga dikenal sebagai seorang arkeolog asal Austria bernama Robert Barron von Heine (1885-1968), melakukan sebuah kajian mendalam mengenai kebudayaan megalitik di Asia Tenggara dan Pasifik.
Melalui kajiannya tersebut, Robert barron von Heine mengemukakan dan menyimpulkan bahwa di masa neolitikum atau tepatnya pada 2000 SM hingga 200 SM, terdapat sebuah bangsa yang melakukan migrasi dalam beberapa gelombang yang bergerak dari Asia Utara menuju Asia Selatan.
Menurutnya, migrasi tersebut membuat banyak manusia purba yang pada akhirnya mendiami berbagai pulau yang terbentang dari Madagaskar yang ada di Afrika hingga dengan Pulau Paskah yang ada di Chile.
Hasil kajian tersebutlah yang pada akhirnya melahirkan sebuah pemikiran mengenai nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunnan.
a. Pendapat Von Heine-Geldern
1) Von Heine-Geldern berpendapat bahwa migrasi besar-besaran dari Asia Utara menuju Asia Selatan terjadi pada masa Neolitikum. 
2) Von Heine-Geldern berargumen bahwa migrasi penduduk purba dari wilayah Yunnan (China Selatan) ke daerah-daerah di Asia bagian selatan telah terjadi sejak zaman batu Neolitikum hingga zaman Perunggu (2000 - 500 SM). 
3) Von Heine-Geldern percaya bahwa bahasa Indonesia berasal dari Asia Tengah. 
b. Bukti Pendukung Teori Von Heine-Geldern
1) Temuan kapak lonjong dan kapak persegi di nusantara yang memiliki kesamaan dengan temuan kapak di wilayah Asia Tengah. 
2) Hasil penelitian Dr H Kern di 1899 yang membahas seputar 113 bahasa daerah di Indonesia, yang menyimpulkan semua bahasa daerah bersumber pada satu rumpun bahasa yaitu bahasa Austronesia. 

5. Kelemahan
Jika merujuk pada penyebaran Suku Bangsa-bahasa Austronesia, pendapat didalam "Out of Yunnan Theory", dirasa kurang tepat. 
Posisi Suku Bangsa Yunnan ini, sebelum atau pra Austronesia, dimana mereka masih dalam kondisi pra modern, sebelum akhirnya melakukan migrasi ke Selatan, terutama ke Taiwan.

Komentar