Pelabuhan Lamuri, Aceh (tercatat awal pada tahun 1030 Masehi)

Pelabuhan atau Bandar Lamuri adalah bandar tua yang terletak di ujung barat laut Pulau Sumatera, di pintu masuk Selat Malaka yang terkenal sangat ramai lalu lintas pelayarannya. 
Lokasinya yang strategis sebagai jalur pelayaran dari India ke Tiongkok ini, menjadikan Bandar Lamuri dahulu merupakan salah satu bandar terpenting. Ketika kerajaan Islam berdiri nama bandar ini berubah menjadi Aceh Darussalam.
Mengenai letak lokasinya secara persis, hingga saat ini masih jadi perdebatan di antara para pakar sejarah karena tidak adanya satupun sumber literatur sejarah yang pernah menginformasikannya. Akan tetapi, Berdasarkan temuan situs yang ada serta merujuk pada cerita turun-temurun, Kemungkinan secara administratif hari ini berada di Lamreh, Mesjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. 
Keberadaan bandar tua ini telah disebut-sebut dalam sebuah prasasti dari India. Prasasti Rajendracola dari Tanjore, 1030 Masehi, atau biasa disebut prasasti Tanjore. Prasasti itu menyebut Lamuri dengan istilah Ilamuridesam. 
Ketika Rajendra Chola menyerang Sumatra, ia menghadapi resistensi dari pasukan setempat secara dahsyat. Menurut prasasti ini, meskipun Lamuri mempunyai kekuatan besar, orang-orang Chola menyebutnya dengan istilah “desa”.
Bandar Lamuri atau Bandar Aceh Darussalam, kemudian hari menjadi Banda Aceh adalah tempat berkumpulnya para saudagar yang berasal dari berbagai bangsa seperti Tiongkok dan Tamil. Adanya komunitas saudagar Tamil diketahui dari sebuah prasasti beraksara Grantha dan berbahasa Tamil yang ditemukan di Banda Aceh, yang biasa disebut dengan prasasti Lobu Tua.
Berdasarkan tipografinya, yaitu tata huruf yang digunakan, prasasti ini agaknya sezaman dengan prasasti batu yang ditemukan di Barus yang berasal dari 1088 Masehi. 
Sayangnya prasasti Tamil dari Banda Aceh ini hingga kini belum bisa terbaca, namun bicara penanggalan berdasar tipografinya diperkirakan berasal dari sekitar abad yang berdekatan.
Secara geografis bandar ini sebenarnya sangat ideal bagi sebuah pelabuhan. Pasalnya, selain terletak di sebuah teluk tempat bermuaranya sungai, juga terlindung dari angin dan gelombang ombak besar. Di depannya terdapat tiga buah pulau. Tetapi justru pulau-pulau itu sangat mengganggu pelayaran masuk menuju bandar tua itu.


-------------------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar