Prasasti Ngantang(1057Syaka/1135M); Kerajaan Panjalu(1042-1222M)

Prasasti Ngantang, atau juga disebut Prasasti Hantang, adalah sebuah prasasti batu yang ditemukan di Ngantang, Malang, Jawa Timur. Dan saat ini Prasasti terdapat di Museum Nasional dengan no. Inventory D.09.
Prasasti ini memiliki candrasengkala tahun 1057 Syaka (atau 1135 M), yang ditulis menggunakan aksara dan bahasa Kawi. 
Dalam prasasti Ngantang terdapat keistimewaan, yaitu adanya tulisan dengan huruf kuadrat yang besar melintang di tengah cap kerajaan berupa Narasingha berupa semboyan Panjalu Jayati, yang berarti 'Kadiri menang'. 
Prasasti ini dibuat sebagai piagam pengesahan anungerah atas jasa penduduk desa Hantang dengan 12 dukuh yang masuk dalam wilayahnya, yang tetap setia kepada Kerajaan Kadiri dalam perang melawan Kerajaan Janggala.
Dari prasasti ini, juga dapat diketahui bahwa Sri Jayabhaya adalah raja Kadiri yang berhasil mengalahkan Janggala, dan menyatukannya kembali dengan Kediri. Selain itu juga memuat perinciah anugerah hak-hak istimewa kepada penduduk Desa Hantang. 
Pemberian prasasti ini karena penduduk Desa Hantang dengan 12 dukuh yang masuk dalam wilayahnya datang menghadap raja dengan perantara Mpu Naiyayikarsana, dengan memohon agar prasasti yang ada pada mereka sebagai anugerah raja yang didharmakan di Gajapada dan di Nagapuspa yang ditulis di atas daun lontar (ripta) dapat dipindahkan ke atas batu (linggapala), dan ditambahkan dengan anugerah Raja Jayabaya sendiri.
Permohonan tersebut dikabulkan oleh Raja Jayabaya, mengingat bahwa penduduk Hantang telah memperlihatkan kebaktian yang bersungguh-sungguh kepada raja, yang dibuktikan dengan telah diserahkannya cancu tan pamusuh dan cancu ragadaha, serta pada waktu ada usaha memisahkan diri (perang perebutan tahta) mereka tetap setia memihak kepada raja.
Berikut alih aksara Prasasti Hantang:
"... ikang wargga dalĕm thāni ri Hantang pwa tka ri wiṣaya nya rwa wlas thāni satata suṣṭubhakti mamrih ri pagĕha śrī mahārāja ri maṇiratnasinghāsana makawyakti ri pamwatakĕnya ri cañcu tan pamusuh mwang cañcu rāgadaha. muwah ri kāla ni panuwal kewalāpagĕh ya pakṣa jayabhaya..."


---------------------------
Oleh: Bhre Polo
Sumber: 

Komentar