Sinkronik adalah cara berpikir yang mempelajari sejarah dengan cakupan ruang yang luas, tetapi terbatas pada waktu. Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, yaitu syn yang berarti "bersamaan" dan chronos yang berarti "waktu".
Dalam berpikir sinkronik, analisis dilakukan secara menyeluruh dan meluas terhadap setiap aspek kejadian masa lampau, seperti waktu, tempat, tokoh, sebab, dan dampak. Analisis ini juga dilakukan dari setiap aspeknya, baik sosial, ekonomi, politik, dan lainnya.
2. Tujuan
Tujuan berpikir sinkronik adalah untuk berpikir evaluatif dan kritis. Dari peristiwa masa lalu yang baik, bisa diterapkan pada saat ini. Sebaliknya, jika peristiwa masa lalu ada yang kurang, perlu dianalisis dan dibenahi agar tepat digunakan pada saat ini.
Sinkronik sering digunakan dalam ilmu sosial, seperti geografi, sosiologi, politik, ekonomi, dan antropologi.
3. Ciri
Ciri-ciri berpikir sinkronik adalah:
- Mengkaji peristiwa sejarah yang terjadi pada masa tertentu
- Menitikberatkan kajian pada pola, gejala, dan karakter peristiwa
- Bersifat horizontal
- Tidak ada konsep perbandingan
- Cakupan kajian lebih sempit
- Kajiannya sangat sistematis
- Sifat kajian lebih serius dan mendalam
4. Perbedaan
Perbedaan berpikir sinkronik dengan diakronik adalah diakronik mengutamakan aspek waktu, sedangkan sinkronik lebih menekankan pada aspek keruangan.
4. Contoh
Berikut adalah beberapa contoh sinkronik:
- Suasana di Jakarta saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dibacakan pada 17 Agustus 1945
- Keadaan ekonomi Indonesia pada tahun 1998
- Pembangunan Orde Baru
- Suasana saat Tragedi G30S/PKI
- Perang Peloponnesia yang terjadi antara Athena dan Sparta pada tahun 430 SM
- Pandemi flu Spanyol yang terjadi pada tahun 1918
Oleh:
Bhre Polo
Sumber:
Komentar
Posting Komentar